HARIANHALMAHERA.COM— Kondisi Sekolah MTs Bumi Moro yang berada di Desa Sabatai Tua, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Kepulauan Morotai, terbilang memperihatinkan.
Sekolah di bawah Kemenag sudah dibangun sejak 2013, lalu. Jumlahnya siswa sebanyak 82 orang. Namun, yang menjadi kendalanya adalah ruang kelas. Sekolah itu hanya memiliki dua ruangan saja.
Seperti bermain puzzle, pihak sekolah harus memikirkan agar semua siswa bisa tertampung dalam dua ruangan yang ada, termasuk kantor dan ruangan guru.
Kepsek MTs Bumi Moro Jainudin Monodok, kepada wartawan Harian Halmahera mengatakan, terbatasnya ruang belajar membuat pihaknya terpaksa menyekat kedua ruangan untuk menjadi kelas dan kantor.
“Ada dua ruangan. Kita sekat jadi empat bagian. Tiga ruangan difungsikan sebagai ruang belajar siswa, dan satu ruangan lainnya kita gunakan untuk kantor,” terangnya.
Dikatakan, sekolah dibangun melalui program PNPM Mandiri. Namun sejak dibangun tidak ada perhatian sama sekali dari pihak Kemenag.
“Terpaksa dengan keterbatasan yang ada, kita harus mengandalkan swadaya masayarakat. Karena ruang belajar sudah tidak mencukupi,” katanya.
Lanjut dia, saat ini pihaknya sedang membangun satu ruang belajar baru. Dia menyebut, pembangunan bukan bantuan pemerintah Kepulauan Morotai atau Kemenag, tapi itu murni swadaya dan partisipasi orangtua siswa.
“Sudah dalam pekerjaan bata. Syukur Alhamdulillah, sedikit demi sedikit, pembangunan itu berjalan. Tapi, sekali lagi ini murni swadaya,” sebut Jainudin, yang baru setahun menjadi kepsek di sekolah itu.
Disinggung ujian sekolah, Jainudin mengaku tetap dilaksanakan meski dengan keterbatsan yang ada.
“Kita minta ada perhatian dari pemerintah dan kemenag. Kasihan ini, bagaimana mau meningkatkan SDM jika fasilitas pendidikan saja tidak memenuhi syarat,” pungkasnya.(rul/fir)