Ternate

DKP: Bukan Limbah, Tugboat Pertamina Uji Coba Alat Pemadaman Kebakaran

×

DKP: Bukan Limbah, Tugboat Pertamina Uji Coba Alat Pemadaman Kebakaran

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI: Puluhan bahkan ratusan ikan mati mendadak di perairan Ternate dan Kabupaten Halsel beberapa waktu lalu. Tampak petugas mengumpulkan ikan yang mati .(Foto: Elfa/Harian Halmahera)

HARIANHALMAHERA.COM— Temuan banyaknya ikan mati di perairan Ternate dan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) pada Selasa (25/2), memunculkan spekulasi beragam di masyarakat. Salah satunya, dugaan limbah dari kapal.

Apalagi saat kejadian, sebuah kapal tunda (tugboat) milik PT Pertamina sedang melakukan aktivitas di perairan Ternate. Informasi ini pun langsung menyebar dan menjadi dugaan penyebab matinya ratusan ikan.

Namun, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Ternate langsung menklarifikasi. Kepala DKP Kota Ternate  Ruslan Biyan membenarkan jika ada aktivitas kapal tugboat. Hanya saja, aktivitas tersebut berkaitan dengan uji coba pemadaman kebakaran di laut.

“Kami sudah lihat melalui video KSOP kelas II Ternate. Ternyata kapal tugboat Pertamina sedang melakukan uji coba alat pemadam kebakaran di laut,” terangnya.

Tidak hanya itu, lanjut Ruslan, pihaknya juga sudah melakukan penyelaman pada Selasa (25/2), kemudian  dilakukan lagi penyelaman di hari berikutnya. Ternyata suhu air normal. Begitu juga tingkat kecerahan.

“Pada penyelaman Rabu (26/2), di kedalaman 2-5 meter tidak ditemukan tanda-tanda kematian ikan. Kemudian di kedalaman 6-10 meter, ada temuan beberapa jenis ikan mati. Dilanjutkan di dasar perairan ditemukan beberapa ikan yang mati namun kategori anakan,” ujarnya.

Dijelaskan, ada perbedaan kondisi air laut pada Selasa (25/2) dengan Rabu (26/2). Sangat jauh berbeda tingkat kecerahan air. Pada hari kedua tingkat kecerahan sudah normal. Jarak pandang sekira 5-6 meter, sehingga tingkat kecerahannya termasuk bagus.

“Sedangkan sebelumnya tingkat kecerahan arah pandang tidak bisa sampai 2 meter. Jadi tidak benar kalau ada tugboat yang membuang limbah,” sebutnya.

Hanya saja, Ruslan menyebut pihaknya belum bisa memberikan kesimpulan. Sebelum adahasil dari kajian uji perairan dan uji di laboratorium. Laboratorium pelabuhan perikanan Nusantara milik Pemerintah Provinsi (pemprov) Malut sudah mengambil sampel.

“Sembari menunggu hasil uji laboratorium, saya mengimbau kepada masyarakat agar ikan yang mati jangan langsung dikonsumsi karena hasil laboratorium belum tahu apakah berbahaya atau tidak,” ungkapnya.

Diketahui, kawasan yang ditemukan ikan mati, yakni di depan taman nukila, di Dufa- Dufa kawasan pantai Falajawa. Belum ada informasi temuan di lokasi lainnya.(lfa/fir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *