HARIANHALMAHERA.COM— Direktur LSM Rorano Maluku Utara Asgar Saleh kembali mengutarakan kekecewaaannya kepada pemerintah dalam penanganan pandemi covid-19. Dia mengaku, disaat tren kasus terus naik, Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate malah saling menyalahkan.
“Coba lihat tren kasus di Kota Ternate. Sejak Maret hanya satu. Kemudian pada April meningkat menjadi 19 kasus. Mei tembus 78 kasus, dan saat ini (Juni) 88 kasus. Totalnya mencapai 187 kasus. Tentunya angka kasus ini kemungkinan besar masih akan bertambah,” ujarnya kepada harianhalmahera.com, Selasa (16/6).
Dia juga menyoroti langkah Pemkot Ternate dalam perbaikan ekonomi. Menurutnya, Pemkot Ternate keliru dalam kebijakan. Harusnya di tengah kebijakan pelonggaran (relaksasi) ekonomi, pemerintah harus memperkuat protokol kesehatan.
“Bukan sebaliknya. Karena yang terjadi di lapangan pemerintah perkuat relaksasi ekonomi tapi tidak lagi memperharikan protokol kesehatan. Ini sama saja bunuh diri karena angka orang sakit semakin meningkat, kematian terus berjatuhan,” terangnya.
Asgar menilai, jika kebijakan ini dibiarkan terus, maka RSU tidak akan mampu lagi menampung orang yang menderita dan terkonfirmasi positif covid-19. Apalagi, tempat karantina hotel penuh. Belum lagi RSU penuh tenaga dokter serta perawat sudah mengalami kelelahan.
“Karena itu, segera mungkin Pemkot Ternate mencari solusi yang perlu dilakukan ke depan. Ingat, Ternate adalah pintu masuk utama di Maluku Utara. Jika angka kasus tidak terkendali di Ternate, maka seluruh masyarakat di Malut akan menerima dampak negatifnya,” tegasnya.
“Ekonomi Malut sebagaian besar berada di Ternate, begitu juga pusat pemerintahan dan seluruh. Kalau tidak ditangani secara serius, maka kita tidak tahu Juni hingga Juli bagaimana wabah covid-19 di Ternate,” pungkas Asgar.(aji/fir)