HARIANHALMAHERA.COM– Mungkin dulu, ini hanya sekadar motivasi orangtua kepada anaknya. Bahwa makanlah yang banyak saat sahur biar kuat puasa. Namun, tidak sedikit pula orangtua zaman sekarang yang masih memegang prinsip itu dan diteruskan kepada anak-anaknya.
Meski demikian, Felicia kawilarang, selaku Vice President Marketing Communications Halodoc, sebuah layanan kesehatan berbasis online, menyebut justru itu sebuah anggapan yang keliru.
Dia menyebutkan, selama tiga tahun belakangan, Halodoc mencatat keluhan kesehatan masyarakat saat berpuasa yang dikonsultasikan dengan para dokter melalui aplikasi yaitu, masalah pencernaan, konstipasi dan sakit kepala.
“Kebanyakan akibat kebiasaan saat bulan Ramadan yang salah satunya makan dengan porsi berlebih saat sahur dengan harapan dapat merasa kenyang seharian,” ujarnya, melansir health.uzone.id.
Menurutnya, banyak yang tidak memperhatikan komposisi dan nutrisi pada saat sahur dan berbuka yang justru menjadi kunci ketahan tubuh selama berpuasa. Melewatkan makan sahur juga dapat berimbas nafsu makan lebih besar saat berbuka puasa.
“Terkadang masyarakat percaya mitos bahwa makan banyak saat sahur dapat membuat kita kenyang sepanjang hari atau makan sedikit saat sahur dan berbuka akan membuat berat badan turun,” ujar Felicia.
Ditambahkn Dr. Jovita Amelia MSc SpGK, asupan nutrisi yang tidak seimbang dapat menimbulkan keluhan seperti nyeri lambung, sakit kepala, dehidrasi, konstipasi bahkan stres karena kurang makan, minum, dan istirahat.
“Terlebih, mengonsumsi makanan berlemak, manis, ataupun karbohidrat yang berlebihan, justru akan meningkatkan jumlah kalori dan berpotensi obesitas,” ungkap Jovita.(uzi/fir)