HARIANHALMAHERA.COM— Ketika pasangan sedang hamil, kebanyakan aktivitas erhubungan intim diistirahatkan. Ada kekhawatiran, hubungan intim akan berpengaruh buruk terhadap kandungan dan janin di dalamnya. Inilah yang melatarbelakangi, sehingga disebutkan berhubungan di saat hamil tidak menyenangkan.
Padahal, bercinta dalam kondisi hamil bukan hal yang tidak mungkin selama tak terjadi komplikasi pada masa kehamilan. Laporan News24 yang dikutip dari CNNIndonesia.com, seksolog Tshidi Tsimile mengatakan seks juga tak mungkin menyakiti bayi. Pasalnya, janin terlindungi oleh cairan ketuban dan rahim.
“Di luar itu, ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh calon ibu dan ayah dari hubungan intim selama kehamilan,” kata Tsimile.
Disebutkan, beberapa keuntungan yang akan diperoleh ibu dan ayah dari hubungan intim selama kehamilan, yakni proses melahirkan akan lebih mudah. Si ibu akan lebih kuat saat proses kelahiran normal.
Apalagi jika seks dilakukan saat memasuki trimester ke-3. Otot-otot dasar panggul akan kencang dan cukup kuat untuk menghadapi tugasnya kala proses persalinan.
“Sekali Anda mendorong bayi melalui otot-otot itu, mereka akan lebih mudah untuk mengencang,” ujar Jeanne Faulkner, perawat bersertifikasi di Portland, Oregon sekaligus penulis buku Common Sense Pregnancy: Navigating a Healthy Pregnancy and Birth for Mother and Baby dikutip dari Fox News.
Selain itu, orgasme yang menjadi puncak hubungan, juga akan terasa lain dari biasanya. Hubungan intim selama kehamilan bakal menghadirkan sensasi orgasme yang mungkin belum pernah dirasakan sebelumnya.
Tubuh ibu akan lebih sensitif, puting dan klitoris membesar, serta lebih banyak estrogen mengalir ke daerah panggul sehingga kemungkinan orgasme akan lebih besar. Seks jelas akan membawa kepuasan baik bagi ibu maupun ayah.
Paling penting lagi, berhubungan intim menjadi cara untuk memperlancar peredaran darah. Karena selama masa kehamilan, suplai darah akan bertambah dua kali lipat karena ada janin yang harus dihidupi. Proses ini akan terganggu jika peredaran darah tidak lancar.
“Hubungan intim juga akan mengembalikan suplai oksigen dan nutrisi yang memadai demi pertumbuhan janin,” sebut Jeanne.
Ditambahkan, sperma mengandung protein yang bisa mengatur sistem imun dan menurunkan tekanan darah ibu (preeclampsia). Ini bisa dialami ibu hamil dengan gejala kenaikan tekanan darah, kenaikan kadar protein dalam urin, dan pembengkakan pada kaki.
“Demi pencegahan, sebaiknya seks tak disetop meski dalam keadaan hamil,” akunya.
Di masa kehamilan, stres turut dirasakan para ibu. Perubahan bentuk tubuh, kekhawatiran soal pekerjaan, keuangan, serta membayangkan perubahan yang terjadi saat bayinya lahir saling berkecamuk di kepala ibu hamil.
Nah, seks mampu merilis hormon oksitoksin saat orgasme. Ini dapat memberikan rasa nyaman, bahagia, dan menurunkan stres. Ibu pun dapat tidur dengan nyenyak.
Jadi, hamil bukan alasan untuk tidak bercinta. Bercinta secara teratur akan membantu menguatkan keintiman dengan pasangan.
“Ini penting untuk terhubung dengan pasangan sekarang saat Anda punya waktu karena Anda akan memerlukan koneksi ini saat bayinya lahir,” kata Tammy Nelson, penulis Getting the Sex You Want.(cnn/fir)