HaltengHaltim

Penyerangan Suku Togutil

×

Penyerangan Suku Togutil

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Penyerangan (Foto ; net)

HARIANHALMAHERA.COM–Insiden penyerangan oleh warga Suku Togutil yang mendiami hutan Halmahera Timur (Haltim) terjadi lagi. Kali ini perstiwa tersebut dialami tujuh warga dari dua desa di Kecamatan Patani Utara, Halmahera Tengah (Halteng) yakni Desa Tapoleo Batu Dua dan Desa Masure.

Bahkan, dari ketujuh orang itu, satu diantaranya adalah satu anggota Koramil Patani yang diketahui bernama Kopral dua (Kopda) Zaini (44). Persitiwa yang terjadi Sabtu (20/3) sore itu, mengakibatkan satu warga dilaporkan tewas. Korban diketahui bernama Risno (44), warga Desa Batu Dua.

Sedangkan dua orang berhasil menyelamatkan diri. Mereka adalah Jahid Hamid (40) dan Martawan Abdullah (40) yang juga warga Desa Batu Dua. Sedangkan Kopda Zain bersama tiga warga lainnya masing-masing Yusuf Kader (40) warga Batu Dua, Anto Latani (45) warga Batu Dua, H Masani (55) warga desa Masure hingga kini masih belum ditemukan keberadaanya.

Kepada Harian Halmahera, Martawan, salah satu korban yang berhasil selamat dari kejaran Suku Togutil ini menceritrakan, Sabtu pagi itu mereka berangkat ke lokasi pendulangan emas yang berada di hutan pertabasan antara Halteng dan Halmahera Timur (Haltim)

Karena perjalanan menuju ke lokasi tambang emas itu masih cukup jauh sedangkan hari sudah sore, mereka pun memutuskan beritsirahat sejenak semeblum melanjutkan perjalanan. “Saat itu, kami Istirahat di tempat yang dataran agak tinggi,” cerita Martawan.

Saat istirahat itulah, tiba-tiba mereka diserang oleh dua warga suku Togutil dengan menggunakan panah. Martawan sendiri tidak mengetahui persis dari mana kedua warga suku terasing itu muncul. “Kebutalan saat itu saya dan teman dua orang turun di kali. Belum lama tiba-tiba di serang oleh orang utang dengan mengunakan panah,” cerita Martawan

Karena diserang dan dihujani anak panah, Martawan bersama enam rekannya ini pun langsung lari menyelamatkan diri di tengah hutan secara terpisah.

Sayangnya, nasib malang dialami Risno. Korban saat itu terkapar lantaran terkena anak panah di bagian lengan belakang. Martawan sendiri mengaku sempat berusaha menyelamatkan Risno, namun mengingat jarak antara korban dengan kedua orang suku tugutil cukup dekat, dia pun akhirnya memutuskan meninggalkan Risno.

Karena jarak dengan perkampungan masih cukup jauh, saksi mengaku malam itu dia harus tidur di atas sebuah pohon. “Paginya baru saya lari di perkampungan,” katanya.

Martawan sendiri akhirnya sampai di Desa Sil Kecamatan Maba Selatan Haltim Minggu (21/3) pagi. Sesampai di desa, dia langsung menceritrakan persitiwa yang baru dialaminya bersama enam rekannya itu kepada warga setempat.

Hari itu uga Martawan bersama dengan warga setempat, langsung pun turun melakukan pencarian. Meski tidak berhasil menemukan empat warga lainnya, namun mereka berhasil menemukan Risno yang dilaporkan menghembuskan napas terakhir pukul 22.00. “Saat ini korban (Risno) yang sudah meninggal dunia, sudah dibawah ke Desa Tepeleo Batu dua,” ungkapnya.

Informasi atas insiden penyerangan ini baru sampai ke Halteng pada Minggu pukul 18.00 WIT. Kabar tersebut pertama kali diterima Sahril, warga Desa Batu Dua setelah mendapat laporan dari Zaidan salah seorang warga Desa Shil yang melaporkan salah seorang warga Batu Dua yang berhasil selamat dan berada di Desa Shil.

Sahril kemudian melaporkan informasi tersebut ke Satgas dan Koramil Patani serta Polsek setempat. Atas laporan itu, pihak Dansatagas, langsung berdkoordinasi dengan Polsek, Babinsa, serta para tokoh masyarakat untuk membentuk tim guna melakukan pencarian warga yang masih hilang.

Tim yang dipimpin Serda Dwi ini terdiri dari 5 Anggota Satgas, 4 orang  anggota Koramil Patani dan 5 anggota polsek, serta dibantu 10 orang warga. Hingga berita ini dibuat malam tadi, pencaharian tiga warga dan satu anggota Koramil Patani ini belum membuahkan hasil. Bahkan, piihak Koramil dan Polsek Patani sendiri hingga kini belum memberikan keterangan resmi terkait pencarian keempat warga ini. (tr1/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *