HARIANHALMAHERA.COM–Keseriusan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Halut untuk mengolah pasar tradisional, kembali ditanyakan masyarakat Galela. Salah satunya pasar Salimuli yang sudah dibangun, namun sampai saat ini tidak jelas pengoperasinnya. Masyarakat pun menilai Disperindag tak serius.
Jeim Sabah, warga Desa Salimuli, yang juga salah satu tokoh masyarakat, soal pasar ini (Salimuli) sudah lama dan terkesan mubazir. Anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan tidaklah sedikit, namun kiner Disperindagkop sangat lemah. “Sebelumnya saya masih Kepala Desa, saya sudah berkoordinasi, namun sampai saat ini perkembangan pasar seperti ini saja. Entah alasan apa kami juga tidak tahu. Padahal keberadaan pasar ini sangat dibutuhkan masyarakat,” terangnya.
Data yang diperoleh, anggaran pembangunan pasar ini bersumber dari APBN sebesar Rp 1,5 miliar. Jumlah tersebut bukanlah angka yang kecil. Karena itu, masayakata Galela, khususnya di Kecamatan Galela Utara menginginkan pasar ini segera difungsikan. “Karena pasar akan menggeliatkan roda perekonomian warga di Kecamatan Galela Utara. Selama ini masyarakat sebagai pedagang terbebani dengan jarak untuk menjual hasilnya ke pasar yang ada di Tobelo. Demikian juga masyarakat sebagai konsumen,” ujar Jeim.
Senada disampaikan Julkifli Dosu. Dia justru heran, buat apa dibuat kalau tidak digunakan karena mubajir akan APBN yang besar. “Kalau memang tidak ada niat untuk mengelola pasar, sebaiknya anggaran tersebut dipergunakan untuk hal lain seperti infrastruktur fisik. Lihat saja pasar dibangun, lalu dibiarkan seperti gudang,” herannya.
“Kami selaku warga Galela meminta agar pasar tersebut segera difungsikan. Kalau seperti ini namanya pemborosan anggaran. Kami minta Disperindagkop dan Bupati Halut, segera melihat kondisi pasar yang ada di Desa Salimuli,” pintanya.(tr-05/fir)