HARIANHALMAHERA.COM– Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Halmahera Utara (Halut) akhirnya meluruskan soal keluhan besaran tarif sewa alat tractor jonder oleh petani. Meski mengakui adanya aliran tarif masuk ke mereka, namun pihaknya membantah biaya sewa yang dipatok mencekik petani tersebut.
Kepala Distan Halut, Piet Hein Onthony, pun tak mengelak adanya penyewaan traktor jonder, namun dirinya membantah besaran tarif yang disebutkan dalam pemberitaan sebemumnya.
“Iya memang tractor itu disewakan dan tarifnya sudah dimuat dalam sebuah surat yang ditanda tangani dan untuk besarannya hanya sebesar 800 ribu per mulsa, tarif ini tidak bisa dirubah ketika dilapangan, karena sudah disepakati. Jadi tidak benar tarif sebesar yang dikeluhkan petani,”katanya, Jumat (4/7).
Biaya sewa alat tersebut lanjutnya, bukan untuk kepentingan pribadi melainkan digunakan untuk membayar operator, BBM dan perawatan, sementara pembayaran kepihak ketiga. dimana setiap unit traktor hanya dibebankan Rp 1juta perbulan, yang diperuntukan biaya operasional atau pembayaran utang pada pihak ketiga (bengkel) lantaran telah memperbaiki unit traktor yang rusak.
“Bukan untuk keuntungan pribadi. Sebanyak tujuh unit traktor jonder yang rusak itu ditarik untuk diperbaiki. Saat ini empat unit sudah selesai diperbaiki, tersisa tiga unit yang belum diperbaiki, karena terkendala anggaran,”ungkapnya.
“Jumlah traktor yang tersedia di Halut masih sangat terbatas, karena itu, atas inisiatif pribadi, kami berkoordinasi dengan pihak ketiga untuk memperbaiki unit-unit yang rusak. Agar bisa digunakan kembali,”lanjutnya
Penarikan ini menurutnya, dilakukan langsung oleh pihak begkel berdasarkan surat dari Distan, agar traktor yang rusak bisa segera diperbaiki, sehingga bisa membantu petani holtikultura.
“Satu unit Jonder baru itu merupakan pengadaan dari APBD. Jadi sementara kita gunakan untuk membantu melunasi utang ke pihak ketiga karena mereka sudah menyelesaikan kerusakan jonder,”ujarnya.
Kadistan Halut menambahkan bahwa tujuh traktor jonder yang ditarik oleh Distan Halut ini tentu melalui pihak ketiga dan telah diapresiasi oleh petani, karena mereka sudah tidak mampu lagi membiayai kerusakannya.
“Ketika kami tarik mereka memberikan apresiasi ke kami, karena tujuan dari penarikan ini kami memperbaiki kerusakan traktor jonder tersebut, untuk digunakan kembali,”tuturnya.(cal)