HukumKriminal

Ini Kronologi Insiden Penembakan Oleh Aparat versi Warga

×

Ini Kronologi Insiden Penembakan Oleh Aparat versi Warga

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI penembakan. (foto: net)

HARIANHALMAHERA.COM— Peristiwa penembakan aparat Brimob di Desa Kawasi, Kecamatan Pulau Obi, Kabupaten Halsel pada Sabtu (16/3), masih menyisakan trauma bagi keluarga korban.

Aparat kepolisias sudah mengambil tindakan cepat. Ke empat anggota yang diduga melakukan penembakan sudah ditarik dan ditahan. Ke empatnya saat ini dalam pemeriksaan intensif Propam Polda Malut.

(lihat: Anggota Tembak Warga, Kapolda Minta Maaf)

Hanya saja, meski penyebab kejadian sudah jelas akibat pesta miras yang berujung pada perkelahian, namun belum diketahui pasti apa penyebab hingga aparat dengan mudah melepaskan tembakan.

Informasi warga, insiden itu bermula dari perkelahian di sebuah pesta ronggeng di rumah salah seorang warga Desa Kawasi sekira pukul 22.30 WIT. Sementara insiden penembakan terjadi sekira pukul 02.00 WIT.

Perkelahian dipicu minuman keras (miras). Keributan yang terjadi membuat anggota pengamanan areal pertambangan yang berada di Kawasi, turun dan mengamankan salah satu warga. Warga menolak dan melakukan perlawanan.

Erik Mose (25) salah satu saksi mata mengaku, istrinya Mince Nanlessy (31) dan adik iparnya Asian Nanlessy (18) terkena tembakan yang keluar dari senjata milik empat oknum anggota yang mendatangi rumah mereka.

Saat terjadi perkelahian di dalam pesta ronggeng itu, adik iparnya Juisnan sempat meminta oknum anggota Polisi untuk menyelesaikan masalah ini besok harinya, karena sudah larut malam.

“Permintaan itu pun disetujui. Semua selesai dan aman, kami pun kembali pulang ke rumah,” tandasnya.

Namun saat mereka berada di belakang rumah, empat oknum polisi kemudian datang dan mencari Juisnan. Salah satu anggota mencekik Juisnan. Bahkan, dia pun ditondongkan senjata oleh empat oknum Brimob.

Tak lama, para oknum anggota ini langsung melepaskan tembakan ke arah bawah. “Tanpa ada tembakan peringatan ke atas, namun mereka langsung arahkan senjata ke bawah dan langsung menembak,” tandas Erik.

Akibatnya, Mince dan Aisan yang berada di belakang dan kiri Juisnan terkena peluru. ”Ada lima kali tembakan, dan setelah itu adik saya teriak karena kena tembakan di bagian lutut dan yang satu lagi di paha,” ujar Erik.

Keterangan yang sama diungkap Juisnan, yang diketahui kakak kandung kedua korban. Dia mengaku, saat acara pesta ulang tahun sempat terjadi konflik, namun dirinya tak mengetahui pihak mana yang berkonflik dalam acara yang tak jauh dari rumahnya itu.

“Kejadian awal ada masalah di pesta, tetapi saya langsung balik ke rumah, mungkin ada pihak keluarga saya yang terlibat konflik. Sesampainya saya di rumah tiba-tiba saya di datangi empat orang polisi. Lalu satu di antaranya langsung mencekik saya,” ujar Juisnan.

Setelah mencekik lehernya, empat oknum polisi itu mengeluarkan senjata api lalu menodongkan ke Juisnan, termasuk juga Sembilan  orang keluarganya, termasuk kedua korban yang kena tembak.

“Jadi mereka (polisi) menodongkan senjata api mereka ke saya. Awalnya hanya satu orang, tapi setelah saya mundur karena saya tahu itu mengancam jiwa saya, yang lainnya mengeluarkan senjatanya juga. Lalu ada satu oknum anggota Polisi yang langsung menembakkan ke arah kiri dan kanan saya,” tutur Juisnan, seperti yang dikutip lentera.co.id,

Akibat dari tembakan tersebut, kedua adiknya terkena tembak. Setelah itu, oknum polisi itu langsung pergi ke rumah Sekdes.

“Tidak membantu adik saya yang sudah di tembak itu,” ujarnya.

“Hanya satu orang saja yang tembak, kira-kira ada lima kali bunyi tembakan. Setelah itu adik saya teriak, ternyata mengenai adik saya. Satunya di lutut dan yang satu lagi di paha. Keduanya dilarikan ke Puskesmas Obi dan dirujuk ke RSUD Labuha menggunakan ambulance milik Polres Halsel,” pungkas Juisnan.(eva/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *