Kesehatan

9.600 Tanaman Obat Ada di Indonesia

×

9.600 Tanaman Obat Ada di Indonesia

Sebarkan artikel ini
KAYA: Salah satu kebun tanaman herbal di Kampung Herbal, Kelurahan Buring, Kota Malang, Jawa Timur. (foto: kompas.com)

HARIANHALMAHERA.COM— Kekayaan hayati di Indonesia bukan isapan jempol belaka. Tidak mengherankan, banyak tanaman yang digunakan masyarakat zaman dulu untuk mengobati berbagai macam penyakit.

Hal itu dibuktikan dengan fakta penelitian yang di-publish para peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Disebutkan, dari sekira 90 ribu jenis tanaman yang tumbuh di Indonesia, sebanyak 9.600 teridentifikasi sebagai tanaman obat.

Sebagaimana laporan Antara yang dikutip CNNIndonesia.com, Guru Besar Tetap Ekofisiologi Fakultas Pertanian IPB Sandra Arifin Aziz, menjelaskan sebagian besar dari tanaman obat tersebut masih merupakan tumbuhan liar di hutan dan belum dibudidayakan.

“Berbagai formula terindikasi memiliki kegunaan untuk pengobatan atau sayuran fungsional,” kata Sandra melalui Humas IPB, Sabtu (2/3).

Menurut dia, tanaman obat sangat berperan dalam menyediakan bahan baku terstandar yang bermutu dan berkelanjutan. Karena itu, prosedur operasi standar budi daya tanaman obat, terutama jenis tertentu yang unik, perlu dilakukan.

“Ketersediaan bahan baku obat yang terstandar diperlukan, karena berbagai penyakit yang ditemukan misalnya penyakit-penyakit infeksius, non-ifeksius dan degeneratif,” ujarnya.

Meski punya kekayaan tumbuhan dengan aneka manfaat obat, namun menurut Sandra, pemerintah perlu menyadari adanya ancaman terhadap pengakuan tumbuhan yang ada di Indonesia.

“Ancaman pengakuan dari negara tetangga yang serumpun dengan Indonesia terhadap jenis-jenis tumbuhan dan tanaman potensial sebagai kedaulatan dan hak kekayaan Indonesia merupakan hal yang perlu diperhatikan,” ungkapnya.

Ada beberapa kelemahan yang perlu dibenahi oleh pemangku kebijakan dalam menjaga kekayaan hayati . Antara lain, belum tersedia Standard Operating Procedure (SOP) budi daya, ketersediaan bahan tanaman yang terbatas, dan teknologi pengolahan yang umumnya masih tradisional dan tidak higienis.(ant/cnn/fir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *