Oleh: dr Renata Timoty Pasaribu, S.Ked
Dokter Umum RSUD Tobelo
APAKAH Anda pernah mendengar tentang tindakan cuci hidung? Apakah Anda tahu bahwa hidung kita juga perlu dibersihkan?
Meski jarang sekali terdengar, namun kegiatan cuci hidung perlu mulai dibiasakan karena bermanfaat untuk kesehatan. Hal tersebut diperlukan oleh karena hidung dapat menjadi salah satu jalan masuk bagi bakteri, virus , debu , kotoran dan alergen yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit.
Hidung adalah salah satu organ tubuh untuk menyaring udara. Saat menarik dan menghembuskan nafas, banyak kuman dan polutan yang terhirup sehingga menempel di hidung dan dapat memicu suatu peradangan yang mengakibatkan sistem mukosilier yang berfungsi melembabkan dan menyapu kotoran akan rusak.
Hidung yang lembab akan menjadi kering dan proses penyaringan udara yang masuk pun akan terganggu, sehingga kotoran,debu dan polutan akan menumpuk di hidung mengakibatkan infeksi mudah terjadi.
Salah satu kondisi yang dapat terjadi adalah infeksi pada rongga sinus atau yang biasa disebut dengan penyakit Sinusistis. Sinus merupakan organ tubuh yang berhubungan erat dengan hidung. Secara normal, sinus menghasilkan lendir atau mukus yang berfungsi untuk pertahanan tubuh terhadap kuman, serta melembabkan udara yang kita hirup untuk bernafas.
Apabila kuman (bakteri , virus) masuk ke dalam rongga sinus dan menyebabkan terjadinya proses peradangan maka saluran sinus akan terganggu, sehingga menyebabkan tersumbatnya lender di dalam rongga sinus. Gejala dari sinusitis bermacam-macam bergantung dari lokasi terjadinya peradangan tersebut. Gejala tersering yaitu rasa sakit/ nyeri pada pipi, hidung, atau daerah sekitar mata, bisa juga dibarengi dengan demam, sakit gigi, hingga sakit kepala. Komplikasi dari sinusitis beraneka ragam, bisa mengenai mata (infeksi mata, bengkak pada mata), mengenai daerah otak (meningitis, abses otak ), dan mengenai organ tubuh lainnya.
Cuci hidung merupakan kegiatan membilas hidung dari kuman , bakteri dan udara yang kotor dengan menggunakan larutan isotonis. Tehnik ini bermanfaat untuk membersihkan debu dan kotoran yang menumpuk pada hidung, serta membersihkan dari produk-produk alergen. Selain itu juga dengan mencuci hidung, hidung kita terhindar dari lendir yang berlebih sehingga dapat bernafas dengan baik, membuat hidung terasa bersih dan segar, dan melembabkan hidung yang kering akibat lingkungan yang dingin atau infeksi. Cuci hidung dapat dilakukan satu sampai dua kali dalam sehari.
Alat-alat yang diperlukan untuk mencuci hidung tidak sulit untuk ditemukan. Pertama cairan normal saline atau biasa disebut cairan infus (NaCL 0.9%), 1 jarum suntik baru ukuran 20cc, mangkuk untuk menampung cairan infus, baskom kecil untuk menampung cairan infus kotor, dan tissue secukupnya. Perlu diperhatikan untuk tidak menggunakan air keran saat kita ingin melakukan cuci hidung karena dapat membuat hidung iritasi.
Sebelum melakukan cuci hidung , pastikan alat-alat yang digunakan steril agar tidak terkontaminasi bakteri. Lubangi cairan infus, lalu tuang ke dalam mangkuk. Ambil jarum suntikan 20 cc, cabut jarumnya, ambil cairan infus sebanyak 20cc dari mangkuk. Taruh baskom tepat dihadapan kita untuk menampung cairan infus yang sudah terpakai beserta lendir yang keluar.
Cara melakukannya dengan sedikit membungkukkan badan , pertama semprot lubang hidung kiri, miringkan kepala ke kanan sambil tadah dengan baskom. Bernafas melalui mulut bisa dengan mengatakan “aaaakk”. Tujuannya agar cairan infus tidak masuk ke rongga mulut. Air infus akan keluar pada hidung sebelah kanan beserta lendir dari hidung. Kemudian lanjutkan prosedur tersebut sampai bersih tidak ada lendir.
Ulangi cara tersebut ke hidung sebelahnya, yaitu semprotkan cairan infus ke hidung kanan, dengan kepala miring ke kiri. Berikutnya cairan infus beserta lendir akan keluar dari hidung sebelah kiri. Jangan lupa untuk bernafas melalui mulut. Terakhir, usap sisa lendir dan cairan hidung dengan tissue.
Bila dilakukan dengan benar, tindakan cuci hidung ini aman dan memberikan manfaat yang baik. Awalnya mungkin akan terasa sedikit tidak nyaman, namun setelah dilakukan pernafasan akan terasa lebih lega. Perlu diperhatikan apabila terjadi bersin terus menerus, terasa perih, mimisan, atau sakit kepala dapat dikonsultasikan dengan dokter spesialis THT-KL.(*)