HARIANHALMAHERA.COM–Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kota Ternate mengakui di setiap momentum pemilu, keterlibatan Aparatur Sipil Negera (ASN) sulit untuk dihilangkan.
Buktinya, Bawaslu menemukan sejumlah ASN yang turun menghadiri penjemputan salah satu bakal pasangan calon (Bapaslon). “Memang netralitas ASN menjadi salah satu problem selain politik uang. Kalau menoleh ke belakang dalam penanganan pelanggaran momentum pilkada, netralitas ASN masih berada pada posisi teratas,” akui Divisi Pengawasan, Humas dan Hubungan Antar Lembaga, Bawaslu Ternate, Rusli Saraha.
Dia menjelaskan, banyak faktor yang menyebabkan ASN sulit netral di setiap hajatan politik. “Mungkin warisan dari orde baru, kebiasan ASN berpolitik praktis dan tidak ada aturan yang tegas dalam menindak yang bersangkut dan terbawa hingga kini,” bebernya.
Selain itu, ada aspek lain dan sangat tidak mungkin ASN tidak mengetahui aturan larangan ASN berpolitik praktis sangatlah keliru. Sebab, hal ini kerap diingatkan Bawaslu. “Netral ini dikembalikan ke yang bersangkutan, karena segala proses pencegahan Bawaslu tidak pernah bosan untuk menyampaikan ke publik,” katanya.
Kasus terbaru yang tengah diselidiki Bawaslu Ternate yakni dugaan keterlibatan Camat Ternate Barat FBA pada saat penjemputan salah satu Bapaslon. Rusli menuturkan, pihaknya sudah melakukan klarifikasi pekan kemarin kepada oknum camat ini. “Putusan seperti apa masih pada tahap kajian internal Bawaslu, sehari dua tentunya sudah ada putusan dan akan di publikasi ke luar,” ujarnya.
Rusli menjelaskan, ada sembilan poin larangan ASN dalam Pilkada salah satunya, dilarang menghadiri deklarasi bakal calon kepala daerah, baik itu dengan tanpa menggunakan artibut partai. “Bahkan dilarang juga foto bersama calon kepala daerah,” tukasnya.
Terpisah, Wawali Ternate yang juga balon Wawali Abdullah Taher justeru mengaku dari rumor yang dia dengar, ada sejumlah oknum yang sengaja mengarahkan ASN ke kandidat tertentu.
“Kalau yang saya dengar dari diskusi di luar di arahkan tapi bukan dari pak Wali Kota, tapi saya dengar dari cerita diarahkan ke kandidat tertentu. Tapi saya tidak mau menjustice karena tidak mendengar langsung,” jelasnya.
Karena itu, dia mengimbau sebagai abdi negara, ASN harus menjaga netralitas. “Jangan ada tekanan-tekanan kepada pegawai-pegawai, kepala dinas tidak bisa. Apalagi masuk dalam tim yang turut mensukseskan kandidat tertentu,” katanya Senin (7/9) .
Selaku wawali aktif dan juga Balon wawali, Abdullah mengaku dirinya tidak memberikan tekanan kepada pimpinan OPD maupun ASN untuk bergabung dengan pasangannya. “Ini kan pesta rakyat dan pesta demokrasi. Jadi marilah kita berpesta dengan mengikuti aturan yang sudah ada, jangan kita menabrak aturan. Karena siapapun yang terpilih dia ada wali kota kita,” terangnya.(tr3/pur)