NasionalPolitik

Kursi Caleg Petahana Terancam Diambil Pendatang Baru

×

Kursi Caleg Petahana Terancam Diambil Pendatang Baru

Sebarkan artikel ini
Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono. (foto: medcom.id)

HARIANHALMAHERA.COM— Kehadiran para pendatang baru mengancam posisi para caleg yang berstatus petahana. Setidaknya ini dilihat dari hasil rurvey yang dilansir Y-Publica. Survey yang dilakukan pada 21-30 Januari 2019 itu, menunjukan kursi caleg petahana terancam diambil.

Hanya Irine Yusiana Roba Putri yang posisinya masih aman. Elektabilitas anak mantan Bupati Halmahera Barat (Halbar) dua periode Namto Hui Roba itu masih cukup tinggi. Hasil survey menunjukan caleg PDI-Perjuangan itu berada di posisi teratas dengan elektabilitas 17,0 persen.

Infografis hasil survei caleg DPR RI dapil Malut yang dirilis Y-Publica.

Sementara elektabilitas dua petahana lainnya, yakni Achmad Hatary dan Syaiful Bahri Ruray dari Partai Golkar, justru kalah bersaing dengan politisi golkar Alien Mus. Elektabilitas Ketua DPRD Provinsi ini memang cukup mengejutkan.

Y-Publica dalam surveynya menempatkan adik kandung Ahmad Hidayat Mus (AHM) itu berada di urutan kedua diatas Hatary dengan elektabilitas 11,8 persen.

Sementara Hatary yang maju dari Partai Nasional Demokrat berada di urutan ketiga dengan elektabilitas 10,1 persen.

Lalu bagaimana dengan Saiful Bahri Ruray. Caleg dari partai Golkar ini pun terancam tak bisa melanjutkan ke periode kedua. Dari hasil survey menunjukan elektabilitasnya masih di bawah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DP) RI Basri Salama.

Ko Ipul, julukan Syaiful berada di posisi kelima dengan elektabilitas 5,5 persen. Sedangkan Basri di poisisi keempat dengan elektabilitas 7.0 persen.

Elektabilitas Basri pun masih jauh dari rekannya di DPD yang juga memilih nyalon di DPR RI lewat PKB, Abdulrachman Labahato. Senator yang menggantikan Mudaffar Sjah itu berada di urutan 8 dengan elektabilitas 2,4 persen. Jauh dibawah dua pendatang baru, yakni Rusmin Latara dari Nasdem (3,9 persen) dan Sidik Dero Siokona (3,0 persen).

Rendahnya elektabilitas juga dialami pendatang baru dari kalangan mantan kepala daerah (kada). Seperti Hein Namotemo dan Muhammad Kasuba. Survey Y-Publica menunjukan dua mantan kepala daerah dua periode itu kalah bersaing.

Elektabilitas M Kasuba tercatat hanya 2,0 persen yang menempatkan caleg DPR RI dari PKS itu berada di bawah Abdrahman Lahabato. Sedangkan Hein yang maju dengan partai Perindo berada urutan 15 dengan elektabilitas 0,5 persen.

Hein berada dibawah istri Bupati Kepulauan Sula (Kepsul) Hendrata Thes, Hong Fince Hongarta yang maju dari Partai Demokrat (0,8 persen).

Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono menilai, dari hasil survey tersebut menunjukkan partai politik (parpol) baru, masih sulit menembus peluang lolos dari dapil Malut meski banyak figur ternama.

Buktinya selain Hein dengan Perindo, ada juga anak mantan Gubernur Malut dua periode Thaib Armayn dan senator Suryati Armaiyn, Muhammad Auli Armaiyn. Elektabilitas caleg Berkarya itu hanya 0,9 persen. Masih jauh dari dua pendatang baru, yakni Hasby Yusuf dari Gerindra (1,1 persen) dan Susiyanti Iskandar dari PSI (1.5 persen).

“Praktis, caleg partai baru hanya menempati papan bawah elektabilitas,” kata Rudi Jumat (8/3) pekan kemarin sebagaimana dilansir jpnn.com.

Meski begitu, lanjut Rudi, peluang mereka untuk mendongkrak elektabilitas masih terbuka lebar. Sebab hasil survey itu mencatat masih banyak yang belum menentukan pilihan.

“Masih ada 26,5 persen yang belum menentukan pilihan, memungkinkan untuk menambah elektabilitas,” pungkas Rudi.

Dia menyebutkan, survey dilakukan dengan responden sebanyak 800 orang mewakili tiap kecamatan. Sampel dipilih secara acak bertingkat, dengan margin of error 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.(jpnn/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *