HARIANHALMAHERA.COM–Capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun ini sudah dipastikan tidak akan mencapai target. Bahkan, berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Pendapatan Retribusi Daerah (B2RPD), capaiannya pun tidak melebihi 60 persen.
Kepala BP2RD Kota Ternate, Jufri Ali menyebut, hingga 12 Desember, realisasi PAD yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah, baru Rp 85.039.195.883.33, atau 55,20 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp154.057.010.943.00-,.
Dari keempat item sumber PAD itu, hanya pajak daerah yang diprediksi mencapai target. Sebab, saat ini capaoan pajak daerah sudah 96,42 persen atau Rp 62.036.317.454-, dari target yang harus dicapai sebesar Rp 64.340.500.000-,. “Saya memperkirakan sampai 31 Desember, secara akumulasi pajak daerah mencapai 100 persen dari target yang sudah ditetapkan,” ucapnya.
Sementara untuk retribusi daerah, realisasinya baru 52,37 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp33,5 miliar “Melihat dari data yang diperoleh untuk 100 persen bisa dicapai, karena realisasi sampai hari ini berkisar Rp17.545.287.123.
Untuk hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan pun baru mencapai 57,54 persen atau Rp2.877.193.432.16-, dari target Rp5.000.000.000-,. “Lain-lain PAD yang sah baru mencapai 5,04 persen atau Rp2.580.397.874.67 dari target yang ditetapkan sebesar Rp51.216.510.943.00,” tambahnya.
Sementara itu, rendahnya serapan PAD ditambah keterlanbatan transfer dana bagi hasil (DBH) dari Pemorov berpotensi memicu beban utang yang kian bertambah di APBD 2023.
Sebab, banyak kegiatan di tahun ini yang terpaksa ditunda pembayarannya di tahun depan. Bahkan, ada kegiatan tahun 2021 yang juga belum terbayarkan. “Angka (capaian PAD) ini sudah ada di APBD, tapi fisiknya kan belum ada, makanya ada kegiatan yang bisa terbayarkan, SPM yang masuk bisa terbayarkan tapi ada juga kita bawa ke tahun 2023,” tambah Kepala BPKAD Abdullah M Saleh.(par/pur)