Unik

Audisi Mencari ‘Gentleman’ ala Papua Barat

×

Audisi Mencari ‘Gentleman’ ala Papua Barat

Sebarkan artikel ini
UNIK: Suku asli Papua Barat yang bermukim di Tambrauw. (foto: cnnindonesia.com)

HARIANHALMAHERA.COM– Indahnya Indonesia dengan ragam budaya. Banyak yang diketahui, tapi masih banyak pula yang tertutup rapat. Seperti tradisi Wuon bagi masyarakat pegunungan di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat.

Tradisi ini khusus bagi anak laki-laki Tambrauw yang sudah masuk fase dewasa. Mereka akan ditempa lewat pendidikan inisiasi. Anak laki-laki berusia 14 tahun akan direkrut untuk mengikuti Wuon. Mereka akan diasingkan ke pedalaman untuk mendapat pendidikan khusus.

“Selama 6 bulan sampai 1 tahun mereka akan dibentuk, digembleng, dibina di tempat khusus untuk menjadi seorang laki-laki yang bertanggung jawab dan dewasa,” kata salah seorang tokoh adat Tambrauw, Safrino Didimus Bame, melansir CNNIndonesia.com.

Putera-putera Tambrauw, lanjutnya, akan dididik untuk menanam obat-obatan, meracik ramuan obat, memanah, memancing, berburu, dan lainnya. Aturan adat melarang siapapun menjenguk anak-anak yang sedang menjalani Wuon di hutan.

Mereka juga hanya diperbolehkan menyantap satu atau dua jenis makanan selama satu tahun pengasingan. “Ini salah satu cara meditasi, bagaimana berhubungan dengan Tuhan, berhubungan dengan alam,” ujar Didi.

Dijelaskan, Wuon lahir dari keinginan masyarakat pegunungan Tambrauw menyiapkan generasi muda yang mandiri dan memiliki jati diri, alias menjadi seorang gentleman dalam koridor kearifan lokal Papua Barat.

Namun ia khawatir karena tradisi ini hampir punah. Wuon terkahir digelar pada era 1990-an. Kini pengajar Wuon tinggal empat orang dan sudah lansia. Selain itu, nilai-nilai luhur Wuon tak pernah diabadikan dalam buku ataupun kitab. Sehingga garis terakhir pendidikan Wuon ada di empat orang sesepuh Tambrauw tersebut.

“Diharapkan sekali pemda segera memanfaatkan beberapa tokoh dan guru besar yang masih ada ini supaya mereka bisa segera melaksanakan pendidikan itu. Saya takutnya jangan sampai orang tua-tua ini mereka meninggal sebelum menurunkan ilmunya,” lanjut Didi.

Didi yang juga menjabat Kepala Seksi Pengembangan Nilai, Budaya, dan Kesenian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tambrauw menyebut, pihaknya sedang mempersiapkan Wuon dalam beberapa tahun mendatang.

Selain menggelar Wuon untuk menjaga nilai tradisi Tambrauw, mereka berencana menggelar festival budaya Wuon. “Jadi nanti akan menjadi festival tahunan. Saat wisudawan dari pendidikan inisiasi keluar atau tamat, akan jadi paket wisata sendiri. Untuk promosi wisata Tambrauw,” tuturnya.(cnn/fir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *