Teknologi

Harga Data Internet Indonesia Terendah Ketiga di Dunia

×

Harga Data Internet Indonesia Terendah Ketiga di Dunia

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI harga paket data yang ditawarkan operator di Indonesia. (foto: kompas.com)

HARIANHALMAHERA.COM–KEBANYAKAN pengguna datainternet di Indonesia, mengaku kalau harga yang ditawarkan operator terbilang mahal. Namun, Indosat Ooredoo justru menyatakan sebaliknya. Lewat pendapatan yield data operator disebutkan Indonesia justru berada pada peringkat nomor tiga terendah di dunia.

Pendapatan yield data operator di Indonesia hanya sekitar Rp7400 per GB. Melansir CNNIndonesia.com, Indonesia berada di peringkat ketiga setelah India dan Bangladesh.

Yield data dalam bisnis telekomunikasi adalah total pendapatan dari layanan data yang telahdibagi dengan total trafik data. “Harga yield data kita nomor tiga terendah di dunia. Setelah India dan Bangladesh. Cuma US$ 0,53 (Rp7400) per GB,” ujar Director & Chief Innovation & Regulatory Officer Arief Musta’in saat ditemui di Solo, Jawa Tengah, Rabu (11/12).

Dalam kesempatan yang sama, Director & Chief Operating Officer Indosat Ooredoo, Vikram Sinha menjelaskan rendahnya pendapatan yield data menyebabkan ketidakstabilan dan mengancam keberlangsungan industri telekomunikasi.

Lebih lanjut, Vikram mengambil contoh kasus rendahnya pendapatan yield data di India. Hal tersebut menyebabkan kualitas layanan yang buruk.

“Anda tahu salah satudari pasar besar juga di India. Anda ingin intinya jika itu menjadi murah, kualitas memburuk dan itu tidak berkelanjutan,” ujar Vikram.

Rendahnya pendapatan yield data salah satunya disebabkan oleh perang tarif antara operator. Oleh karena itu, menurut Arief pemerintah butuh ikut campur tangan di tengah perang tarif data. Campur tangan pemerintah bisa dengan mengeluarkan beleid untuk menentukan harga data terendah (floor price).

“Sekarang lagi sedang disiapkan keputusan menteri tentang masalah penataan tarif karena memang belum selesai. Terutama pertanyaan tentang floor price di industry telekomunikasi,” kata Arief.

Arief mengatakan industri lain telah menerapkan floor price. Baginya, floor price bisa mencegah adu kuat tarif termurah antar operator yang mengancam kesehatan industri telekomunikasi. “Kalau tidak (tidak adafloor price) nanti ya banting-bantingan (harga) terus itu. Jadi tidak sehat bagi industri. Penting untuk kita ketahui bersama ranahnya bukan hanya dioperator, tapi juga di regulator,” ujar Arief.(cnn/fir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *