Oleh: Asran Siara
Sekretaris Jenderal Literatur Institut
PERHELATAN kontestasi Pilpres 2019 telah berlalu dengan berbagai dinamika, riuh rendah yang tak sedikit berujung konflik sebagai dampak gejolak sosial di sejumlah kalangan masyarakat.
Banyak hal menarik yang menjadi catatan dalam kontestasi Pilpres 2019. Namun kali ini, penulis begitu tertarik dengan berbagai sikap penantang petahana, H. Prabowo Subianto.
Kompleksitas dukungan terhadap eks Danjen Kopassus ini, memberikan perlawanan yang sangat sengit bagi petahana. Kendati, hasil evaluasi pelaksanaan Pilpres 2019 masih menuai polemik di kalangan tertentu. Diluar dari hal tersebut, strategi dan kematangan sikap Ketua Umum Gerindra tersebut tidak sedikit menuai banyak pujian.
Teranyar, masih hangat pertemuan kedua kontestan calon presiden di Pilpres 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto di stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada 13 Juli 2019.
Ada Apa dengan Stasiun MRT?
Selayaknya pertemuan kedua tokoh sentral di republik ini ditambah pengaruh elektoral keduanya yang sangat menentukan arah dan kebijakan strategis negara setidaknya satu periode pemerintahan mendatang. Banyak pihak menilai pertemuan tokoh tersebut di tempat yang tak seharusnya dilaksanakan jika untuk membahas hal serius. Paling tidak di tempat yang lebih formal atau di Istana Negara.
Padahal sebelumnya tengah beredar informasi bahwa Joko Widodo sudah jauh hari siap menyambut pertemuan dengan Prabowo Subianto. Ataukah kemungkinan besar, tempat tersebut merupakan strategi Prabowo sebagai bentuk komunikasi politik melunturkan kewibawaan rivalnya tersebut dengan bertemu di tempat yang tak seharusnya. Wallahua’lam.
Pendukung keduanya baik di pihak Joko Widodo maupun Prabowo Subianto harus jeli melihat fenomena ini sebagai bagian komunikasi politik yang tak biasa.
Betapa tidak, pihak Joko Widodo yang sedianya jauh lebih siap menggelar pertemuan tersebut untuk digelar di Istana. Malah diamini pihak Prabowo digelar di Stasiun MRT. Bagi pendukung Joko Widodo hal tersebut fenomena yang sangat luar biasa mengingat legitimasi yang diharapkan dari pihak Prabowo. Kendati pertemuan tersebut belum mutlak karena polarisasi masyarakat masih kuat. Berbeda dengan pihak Prabowo, menganggap pertemuan tersebut hanyalah pertemuan biasa dan ala kadarnya.
Dari segi komunikasi politik, sikap Prabowo menemui Joko Widodo terlepas dari banyaknya pro kontra. Namun, justru menunjukkan kewibawaan dan kesantunan seorang Prabowo yang dewasa merespon berbagai fenomena politik.
Seperti biasa, sikap Prabowo kali ini, di luar dugaan banyak pihak. Sosok tokoh politik satu ini selalu sulit ditebak oleh khalayak umum. Kendati banyak pendukungnya yang sempat menanyakan maksud pertemuan tersebut. Akan tetapi, track record Prabowo selama ini dikenal komitmen dan konsisten oleh pendukungnya terhadap yang diyakininya dan sesuai dengan visi politiknya.
Alhasil kepiawaian putra begawan ekonomi Prof Sumitro Djojohadikusumo ini telah menjadikan partai besutannya, Partai Gerindra sebagai partai terbesar kedua terhitung Pemilu 2019 kemarin dengan torehan suara nasional sebesar 17.594.839 suara melampaui Golkar 17.229.789 suara.
Bagi pendukung Prabowo yang sudah mengenal karakter dan strategi Prabowo. Hal ini, sangat wajar dan bukan hal yang begitu luar biasa seperti anggapan pendukung Jokowi yang begitu girang. Mungkin saja, strategi baru tengah dipersiapkan Prabowo. Entahlah!
Prabowo telah berhasil menyita banyak perhatian publik. Sosoknya yang tegas dan tidak mudah didikte. Seperti tulisan penulis sebelumnya, Prabowo tetaplah mutiara yang selalu berkilau!.(*)
Sumber: https://rmol.id/read/2019/07/15/396006/pertemuan-prabowo-jokowi-masih-menyisakan-tanda-tanya