HARIANHALMAHERA.COM– Pasca dicanangkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise dua tahun lalu, implementasi Kota Layak Anak (KLA) di Ternate sampai saat ini masih jauh dari harapan.
Seperti penetapan SMP Negeri 7 Ternate sebagai sekolah ramah anak dan Puskesmas
Kalumpang sebagai Puskesmas Ramah anak, belum juga memenuhi syarat. Belum lagi, di
sejumlah pusat kota masih ditemukan anak-anak yang mengais rezeki dengan berjualan dan meminta-minta.
Anggota DPRD Kote Ternate Nurlela Syarif mengaku, sejauh ini Dewan sudah mendorong
percepatan KLA mulai dari pembentukan Perda KLA, kemudian dukungan anggaran serta
kunjungan ke beberapa sekolah yang sudah dicanangkan sekolah ramah anak.
Diakui, untuk memprcepat ternate menjadi KLA harus ada sinergitas antara SKPD yang harus terkordinasi dibawah leading sektor. “Jadi dia tidak bisa secara person saja tapi harus berjalan secara maksimal” ujarnya.
Berbicara sinergitas, sudah ada pusat kordinasi melalui gugus yang sudah dibentuk, akan tetapi yang diharapkan bukan hanya dibentuk tetapi implementasinya. ” Maka toirang berharap kesempatan itu harus direspon positif oleh walikota dan juga Sekkot,” katanya.
Diakui beberapa SKPD juga sudah mulai action seperti Dinkes yang memasang stiker larangan merokok di titik kawasan anak. Namun dia sendiri belum melihat sinergitas dengan Dinas Pendidikan (Diknas) terkait penetapan sekolah ramah anak.
“Dan itu tingkatan eksekusi adalah eksekutif bukan lagi di legislatif makanya torang lebih
maksimalkan sisi pengawasan, tong berharap penetapan KLA, jangan cuman slogan harus
melalui percepatan yang dilakukan melalui tindakan nyata.” tegasnya.
Karena itu, Nela sapaan akrabnya menegaskan kuncinya ada di Wali Kota yang harus
menginisiasi mendorong samua elemen agar bisa berjalan efektif. (lfa/pur).