HARIANHALMAERA.COM–Pertemuan empat suku adat dengan pemilik PT Indotan Halmahera Bangkit di Jakarta pada Sabtu (25/1) lalu, mendapat apresiasi dari M Guntur Lotty SH, selaku pengurus Lembaga Adat Sangaji Kao.
Hanya saja, menurutnya, dalam pertemuan tersebut belum ada komitmen bersama sebagaimana yang diberitakan. Dia menjelaskan, pertemuan itu sekadar silaturahmi empat suku dengan pihak calon pengganti PT Nusa Halmahera Minerals (NHM).
“Pertemuan itu selain silaturahmi, hanya mendengarkan pemaparan dari H Robert Niktiyudo selaku pemilik PT Indotan Halmahera Bangkit. Dia memaparkan rencana dan program yang akan dilaksanakan ke depan. Jadi, belum ada komitmen,” kata Guntur, kepada Harian Halmahera, tadi malam.
Dia pun menyebut, dari sekira Sembilan poin yang sudah diberitakan, hanya ada satu poin yang keliru. Yakni, terkait Lembaga adat yang akan berkantor di dalam. “Itu sama sekali belum dibicarakan. Jadi, ini yang perlu kami luruskan,” terangnya.
Dia juga menggaris bawahi poin ke Sembilan, yakni Lembaga ada yang akan memberikan kenyaman. Menurutnya, itu adalah komitmen empat suku adat, jika nantinya seluruh rencana dan program yang dipaparkan itu, bisa terlaksana.
Selain itu, Guntur juga menyinggung soal nilai pembelian senilai Rp 1,3 triliun. Menurutnya, angka itu juga keliru. Alasannya, selama pemaparan tidak pernah disebutkan berapa nilai saham yang dibeli.
“Angka Rp 1,3 triliun itu merupakan jumlah pesangon yang disampaikan Newcrest kepada PT Indotan untuk karyawan yang permanen. Jadi itu bukan nilai jual, melainkan pesangon yang disiapkan Newcrest,” sebutnya.
“Intinya, kami lembaga adat memberikan apresiasi kepada H PT Indotan Halmahera Bangkit, jika apa yang disampaikan dalam pemaparan benar-benar dijalankan. Kami juga berterima kasih atas niat baik dari H Robert Niktiyudo. Karena semua itu sangat baik dan bermanfaat bagi masyarakat di lingkar tambang,” pungkasnya.(fir)
