HARIANHALMAHERA.COM–PEMERINTAH makin menyeriusi adaptasi teknologi dalam birokrasi. Sebagaimana yang diusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan ‘mengganti’ peran pejabat eselon III-IV dengan Artificial Intelligence (AI).
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, infrastruktur teknologi dan digitalisasi di bidang layanan publik di Indonesia saat ini sudah memadai untuk membuat ‘robot’ pengganti PNS eselon III dan IV.
Menurut Johnny, yang diperlukan saat ini cuma mengoptimalkan apa yang dibutuhkan setiap instansi pemerintah pusat. “Sudah bisa [buat robot untuk eselon III dan IV], hanya saja setiap kementerian perlu penyesuaian dan kebutuhan. Apa yang dikatakan presiden itu relevan dan memang dibutuhkan oleh Indonesia,” kata Menkominfo Johnny G. Plate, dilansir CNNIndonesia.com.
Dikatakan Johnny, Kemenkominfo sebetulnya sudah lebih dulu menerapkan metode one single submission atau pelayanan satu atap, tanpa dilakukan oleh manusia alias menggunakan mesin.
“Kominfo bahkan sebelumnya sudah pemangkasan melalui one single submission atau satu atap itu sudah mesin semua di sini. Tidak perlu lagi ada orang yang menerima dokumen, catat dokumen, bikin memo sampai disposisi. Di Kominfo itu sudah tidak perlu,” terang Johnny.
Memasuki era kecerdasan buatan atau AI seperti saat ini mau tak mau dijelaskan Johnny, robot bakal menggantikan pekerjaan manusia. Maka dari itu, Kemenkominfo juga tengah menyiapkan talenta digital guna menghadapi perkembangan teknologi yang makin pesat ini.
“Kita juga membutuhkan sangat banyak digital talent, untuk itu Kominfo bersama mitra-mitranya akan melaksanakan kegiatan untuk menghasilkan SDM yang punya kemampuan digital di semua level,” tutur Johnny.
“Indonesia butuh 100 juta lebih digital talent dan kerja keras kami untuk menyelesaikan itu,” sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengisyaratkan Indonesia harus mengikuti perkembangan zaman termasuk soal penggunaan teknologi dan digitalisasi di bidang layanan publik, di antaranya mempercayakan pekerjaan itu pada sistem kecerdasan buatan.
“Kita butuh kecepatan dalam bekerja, dalam memutuskan, dalam bertindak di lapangan karena perubahan sekarang cepat,” ujarnya di Istana Merdeka Senin (2/12).(cnn/fir)