HARIANHALMAHERA.COM–Meski harga Pertamax mengalami kenaikan sebesar Rp 3.500 per loter dari Rp 9.000 per liter menjadi Rp 12.500 pe liter, namun oleh pengecer di pinggir jalan justeru harganya melambung tinggi.
Dari pantauan Harian Halmaera, pertamax di tingkat pengecer dijual dengan harga harga bervariasi, mulai dari Rp 14.000 bahkan ada yang sampai Rp 17.000 per liter. Sebelum terjadi kenaikan, harga pertamax dijual Rp 10 ribu per liter
Alasan pedagang menjual pertamax cukup mahal dengan alasan mereka harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk mendapatkan jatah Pertamax dengan membayar jasa pihak ketiga mengantri di SPBU.
“Pertalite tidak ada, kami hanya dapat Pertamax dan biayanya juga mahal sehingga kami menyesuaikan saja,” ujar Fandi salah satu pengecer BBM, Senin (4/4).
Kabag Ekonomi Setda Kota Ternate, Nursanah Soemadayo mengaku tidak memiliki kewenangan untuk mengintervensi harga BBM di tingkat pedagang.
“Kami hanya diberikan kewenangan untuk mengawasi minyak tanah ditingkat pangkalan agar harga jualnya tidak melebihi HET,” ujarnya.
Meski begitu, dia berharap, para pedagang bisa menjual dengan harga sewajarnya saja. “Sehingga tidak membebani konsumen,” harapnya.
Disatu sisi, PT Pertemina pun terus mengurangi stok Pertalite di seluruh SPBU di Ternate. Jika sebelumnya, dalam sehari stok pertalite yang disuplay ke SKPU sebanyak 24 ton, saat ini turun menjadi 11 ton. “Pertalite terbatas, sehingga pola konsumsi masyarakat bergeser menggunakan Pertamax yang harganya lumayan tinggi,”pintanya.(par/pur)
