Ternate

Sediakan Racik Fuli Pala untuk IKM Disabilitas

×

Sediakan Racik Fuli Pala untuk IKM Disabilitas

Sebarkan artikel ini
Foto bersama dengan pelaku IKM dari kalangan penyandang Disabilitas

HARIANHALMAHERA.COM–Jumlah pelaku Industi Kecil Menengah (IKM) dari kalangan penyandang disabilitas di Malut ternyata tidak sedikit. Dari total 625 pelaku IKM di Malut, 100 orang lebih diantaranya adalah penyandang disabilitas.

Keberadaan mereka menjadi perhatian bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Malut yang menggelar pendampingan lewat Program Rumah Cinta dan Kreasi Faduli IKM dan Pedagang Penyandang Disabilitas (Racik Fuli Pala).

Kadisperindag Malut, Yidhitya Wahab menuturkan, dasar pikir lahirnya program ini sebab pendampingan dan pembinaan serta pelatihan kepada pelaku IKM penyandang disabilitas tentu harus dengan perlakuan yang berbeda. Tidak boleh disamakan dengan pelaku IKM yang normal.

“Kenapa kami namakan rumah cinta, karena di dalam ini tidak hanya sharing ilmu pengetahuan, harapan kami juga dapat mencurahkan kasih sayang dan kepedulian kepada mereka,” jelasnya.

Sentuhan kasih sayang sangat diperlukan, mengingat secara psikologis, banyak diantara mereka down ketika harus bersaing secara normal ini. Apalagi ditengah kondisi pandemi. “Salah satu tujuan program ini, selain membuat pendampingan dan pembinaan, kita juga berharap bisa membangkitkan motivasi, semangat berekonomi, bersaing secara fair dengan yang lain,” sambungnya.

Pihaknya juga membuat pilot project dengan anggota sekitar 100 orang lebih. “Namun yang hadir di sini 20 orang perwakilan. Jadi mengawali kegiatan launching ini kita memfasilitasi sarana berupa mixer kuliner di Kasturian, dan satu buah mesin penggiling kopi untuk UKM di Kalumpang. Itu kita fasilitasi peralatan, karena mereka sudah menghadirkan produksi namun terkendala dengan peralatan,” ucapnya.

Dia menjelaskan, kedepan jika produksi IKM penyandang disabilitas ini kurang tumbuh maka akan terus dilakukan pembinaan lagi. “Jadi kita fokus pada mereka yang berindustri, berusaha dan pedagang. Karena memang sektor kuncinya ada di Sosial, namun kewajiban untuk melihat mereka Undang-Undang telah mengisyaratkan untuk sektor, mungkin Naker juga harus melihat mereka untuk memberikan pekerjaan,” katanya.

Saat ini para penyandang disabilitas yang menggerakan IKM itu sudah memproduksi air gurakan instan, olahan ikan abon, kopi rempah dan batik ekoprint. “Batiknya kemarin saya sempat promosi di Bali, di sana direspon oleh Ibu Dirjen dan di tahun berikut, beliau meminta kita menyiapkan batik ekoprint dijadikan seragam FGD Nasional. Seluruh peserta di indonesia akan pakai batik mayana dari Ternate yang diproduksi IKM penyandang disabilitas,” tukasnya. (pn/lfa/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *