HARIANHALMAHERA.COM–Walaupun telah disetujui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) selaku pihak pemberi pinjaman sebesar Rp 500 miliar kepada Pemprov Malut, namun belum semua kegiatan fisik yang dibiayai lewat anggaran pinjaman itu dicairkan PT SMI.
Salah satunya adalah proyek lanjutan pembangunan RSU Sofifi yang menelan anggaran sebesar Rp 150 Miliar. Kepala Dines Kesehatan (Kadinkes) Malut dr Idhar Sisi Umar menyatakan, pinjaman untuk pembangunan RSU Sofifi belum ditandatangani karena terkendala pada Enginering Desain (ED) yang masih dibuat SMI.
“Beda dengan Dinas PUPR yang buat sendiri. Karena kita punya besar, mereka (PUPR, red) kan kecil. Kita kan langsung gedung dengan biaya yang besar maka dari PT SMI tawarkan untuk mereka membantu buat ED-nya” bebernya.
Untuk membuat ED itu, kemarin, tim dari SMI mulai turun langsung ke lokasi untuk melihat Fasibility Study (FS). “Kemungkinan dalam satu bulan kedepan sudah bisa dilakukan penandatanganan dengan PT SMI,” katanya.
Diakui, penandatanganan letter offecing (LO) sedianya bisa bersama-sama dengan Dinas PUPR kemarin, namun karena ED dan FS belum selesai sehingga dilakukan tersendiri. “Itu (ED, red) yang jadi kendala tapi dalam waktu dekat mereka sudah sampaikan akan secepat mungkin September Oktober kita sudah pelaksanaan kegiatan,” terangnya.
Dia menyebut, pembangunan RSU Sofifi dilakukan karena RUSD Chasan Busorie kedepan akan digunakan sebagai RS pusat pendidikan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate .
Meski begitu, RS Sofifi tidak bisa langsung naik type menjadi C masih tipe D di Sofifi “Mudah- mudahan rumah sakit yang sudah ada juga selesai peralatan sehingga kita bisa naikan ke tipe c tapi harus dibenahi tenaga medis, tempat tidur dan fasilitas yang lain,” pungkasnya.(lfa/pur)
