HARIANHALMAHERA.COM–Kabupaten Halut mendapat kasempatan menjadi tuan rumah pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan) Malut 2022. Dibuka di Greenland Hotel, kemarin, acara yang akan berlangsung selama 2 hari ini dihadiri seluruh Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten/Kota se-Malut.
Kegitan dihadiri Plh Bupati Halut Yudhiahart Noya sekaligus membuka acara Musrembangtan. Hadir pula Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (Deprov) Malut Ishak Nasir, Kadis Pangan Pemprov Sriyanti Hatari, dan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Malut.
Plt Bupati Halut Yudhiahart Noya dalam sambutannya menyampaikan, selurus distan yang hadir bisa mengimplementasikan program yang sudah dibahas dalam Musrembangtan. “Saya sangat bersyukur karena kegiatan ini bisa dipusatkan di Halut. Kita harus meningkatkan pangan yang ada di Malut karena saat ini kita masih krisis pangan,” jelasnya.
Sementara, Kadis Pertanian Provinsi alut M Rizal Ismail memaparkan, Malut saat ini belum mampuh menangani pangan, sehingga masih meminta permintaan ekspor dari daerah Jawa dan Sulawesi. Misal ayam, beras, dan telur. “Malut setiap tahun melakukan permintaan ekspor beras berkisar 1.600 ton, untuk telur per tahun berkisar 5.800 ton,” terang Rizal.
Saat ini, lanjutnya, Malut belum bisa melakukan produksi beras karena masih kekurangan air. Hal itu sudah pernah dicoba Dinas Pertanian Provinsi di daerah Subaim, Kabupaten Halmahera Timur (Haltim). “Karena itu dalam Musrembangtan, kami menggandeng Balai Wilayah Sungai (BWS) agar bisa membantu mengatasi persoalan irigasi ini,” katanya.
Dalam kegiatan, Rizal menyebut Distan Provinsi akan fokus pada dua program utama, yakni gerakan Malut menanam dan beternak, serta ekpor di wilayah Malut. “Ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan pangan di Malut, untuk kesejahteraan petani yang ada di Malut,” ujarnya.
Kepala Distan Malut juga turut menyampaikan pesan Gubernur Abdul Gani Kasuba, agar 12 program unggulan harus dilakukan, yaitu, padi/beras, daging ayam, daging sapi, telur, barito, pala, kelapa, sagu dan cokelat, untuk meningkatkan daya saing pangan. “Di era digital sekarang ini Malut harus mampuh melakukan daya saing hingga kancah nasional,” pinta gubernur.(cw/fir)