HARIANHALMAHERA.COM–Setelah sempat diamankan pihak kepolisian dalam aksi demo pada Senin (11/4), 6 mahasiswa di Kota Ternate akhirnya dipulangkan. Keenam demontsran yang rata rata masih berusia 15 tahun hingga 23 tahun tersebut itu di amankan karena di duga sebagai provokator hingga menyebabkan aksi unjuk rasa yang semula berjalan aman, sempat timbul kericuhan dengan petugas.
Kasie Humas Polres Ternate Ipda Wahyudin mengatakan, keenam mahasiswa tersebut dipulangkan pada hari itu juga. “Meraka sudah kami pulangkan, sebelum 1×24 jam, sekitar pukul 13.30 WIT,” katanya Rabu(13/4).
Sebelum dipulangkan, keenam nya diminta membuat surat pernyataan. Ia berharap agar setiap orang yang menyampaikan pendapat dimuka umum agar tidak melakukanya dengan cara anarkis serta tidak mengganggu aktifitas masyarakat lainya.
Wahyudin menepis adanya kericuhan yang terjadi dalam aksi demo yang berlangsung di halaman Wali Kota Ternate itu. Dia mengaku, ketegangan yang sempat terjadi antara petugas dan massa aksi hanya berselang beberapa saat, selanjutnya kembali berjalan aman dan lancar.
Hal ini kata dia, bisa terlihat dari jalanya aksi, dimana, aparat keamanan bahkan saat ini membagikan makanan takjil kepada para pengunjuk rasa. Petugas juga membantu dengan menyiapkan kendaraan untuk mengantarkan pulang para pengunjuk rasa .
“Intinya pengawalan aksi yang berlangsung kemarin itu berjalan aman dan lancar, kita bahkan memfasilitasi adik-adik mahasiswa dengan mengantarkan mereka pulang, serta pembagian makanan takjil,” ujarnya.
Sementara itu, Polda Metro Jaya terus mengejar para pelaku pengeroyokan pegiat media sosial (medsos) Ade Armando. Sejauh ini, enam orang ditetapkan sebagai tersangka. Dua di antaranya bahkan telah ditangkap.
”Polda Metro Jaya berhasil melakukan identifikasi pada pelaku pemukulan Ade Armando. Ada enam orang yang kami jadikan tersangka,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombespol Tubagus Ade Hidayat (12/4).
Dua orang yang telah ditangkap adalah Muhammad Bagja dan Komar. Bagja diciduk di Jakarta Selatan (Jaksel), sedangkan Komar dibekuk di Jonggol, Bogor.
Sementara empat orang lainnya sudah masuk daftar pencarian orang (DPO). ”Empat orang DPO tersebut diketahui bernama Dia UI Haq Haq, Ade Purnama, Abdul Latif, dan Abdul Manaf,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Indonesian Police Watch (IPM) Sugeng Teguh Santoso mengatakan, Polda Metro Jaya harus mengusut tuntas pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando. Pengusutan harus dilakukan dari bawah hingga aktor intelektualnya. ’’Siapa yang memerintahkan menunggangi demo 11 April hingga terjadi pengeroyokan,’’ terangnya.
Setelah pelaku pengeroyokan ditangkap, dapat dengan mudah diketahui aktor intelektualnya. Sekaligus penyandang dana yang berupaya menunggangi aksi demo mahasiswa. ’’Jangan lupa, ada juga yang memprovokasi via medsos soal keberadaan Ade Armando saat demonstrasi,’’ tuturnya.
Sugeng menambahkan, bisa jadi pengeroyokan terhadap Ade Armando itu terorganisasi. Sebab, kekerasan tersebut dilakukan tanpa alasan yang jelas. ’’Tanpa alasan melakukan kekerasan dan menelanjangi Ade Armando,’’ urainya.
Pada bagian lain, Nong Darol Mahmada yang merupakan sahabat Ade mengatakan, Ade dipindah ke RS Siloam Semanggi sekitar pukul 22.00 WIB. Hingga kemarin, Ade belum bisa dijenguk.
”Banyak, banyak sekali yang ingin menjenguk. Dari Wantimpres, misalnya, dari mana-mana ya. Tokoh-tokoh masyarakat. Guru besar UI juga sudah meminta kesediaan apakah bisa ditengok atau nggak. Cuma ya itu, saya sampaikan belum bisa ditengok,” ujarnya.
Nong mengungkapkan, Ade baru bisa dijenguk setelah dipindahkan ke ruang rawat inap rumah sakit. Dirinya belum dapat memerinci kapan sahabatnya itu bisa dipindahkan dari high care unit (HCU). ”Mungkin bisa ditengok setelah pindah ke ruang inap, ruang biasa, itu baru bisa ditengok. Kalau sekarang nggak bisa. Jadi, bener-bener sedang dilakukan observasi oleh pihak dokter untuk memantau soal pendarahan di otaknya itu,” tuturnya.
Nong menyebut, hasil computerized tomography (CT) scan Senin (11/4) malam menyebutkan, Ade mengalami pendarahan di otak belakang. Berdasar penjelasan dokter, kondisi itu disebabkan oleh pukulan keras di bagian kepala Ade. ”Pendarahan yang dialami karena gegar otak. Gegar otak disebabkan oleh pukulan atau guncangan pada kepala,” terangnya.
Terpisah, Kepala Biro Humas dan KIP UI Amelita Lusia mendesak agar tindak kekerasan yang dialami salah seorang dosennya itu segera ditangani. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya penyelesaian kasus tersebut pada mekanisme hukum. ”Kami sangat menyayangkan dan prihatin atas tindak kekerasan yang dialami oleh Saudara Ade Armando, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, pada unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa di depan gedung MPR/DPR pada hari Senin, 11 April 2022,” ujarnya(par/jpc/pur)