HalutMaluku UtaraPemprov

Tol Sofifi -Kuabang Batal

×

Tol Sofifi -Kuabang Batal

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Proyek Jalan Tol (Foto : net)

HARIANHALMAHERA.COM–Pembangunan Bandar Udara di Desa Loleo, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan (Tikep), turut bedampak pada rencana pelebaran ruas jalan Sofifi menuju Bandar Udara Kuabang, Kao. Pemerintah memutuskan mengalihkan anggarannya untuk pelebaran ruas jalan Sofifi-Loleo.

Padahal, pembangunan jalan Tol Sofifi-Kuabang ini sudah disetujui Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika meresmikan terminal Bandara Kuabang, dua tahun lalu.

Pengalihan anggaran jalan Tol Sofifi-Kuabang ke Sofifi-Loleo ini menurut kepala Balai Pembangunan Jalan Nasional (BPJN) Malut Hardiyanto Arifin, menindaklanjuti hasil rapat percepatan pembangunan ibu kota Sofifi yang dipimpin langsung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Lubut Binsar Pandjaitan (LBP), Senin (22/8).

“Kita diminta melalukan pelebaran jalan yang sebelumnya  menuju Bandara Kao dalam perjalanan berubah sehingga harus ke Loleo,” katanya kemarin.

Anggaran pelebaran jalan Sofifi-Loleo sepanjang 70 kilometer (km) ini, menurut Hardiyanto dirancang sebesar Rp 80 miliar.  “Kita memanfaatkan dua jalur jalan yang ada, sudah di eksisten tapi harus ada penetrasan menuju ke Desa Kusu,” katanya

Pelebaran jalan Sofifi-Loleo ini diusulkan di dua tahun APBN yakni tahun 2023 dan 2024. “Kami mempertimbangkan kalau seandainya 25 kilometer semua pelebaran saya pikir waktu tidak cukup satu tahun anggaran  apalagi dari  Oba sampai Loleo anggaran banyak. Ssaya malah khawatir kalau dikerjakan tahun ini bandara tertutup malah karena timbul kerusakan jalan,” jelasnya.

Untuk itu diusulkan bagaimana memproritaskan arus transportasi menuju Kusu sehingga dengan adanya dua jalur itu nanti ke jalan Nasional . “Mudah- mudahan itu bisa membantu  mempercepat pengembangan kota ini selebihnya nanti kita programkan di  tahun- tahun berikutnya,” terangnya

Terkait pelebaran jalan inu, Pemprov meminta dua jalur menuju Kantor Gubernur karena menajdi plannig sebagai maskot. Namun, baginya kontruksinya menelan anggaran yang tidak sedikit karena melewati kawasan hutan mangrove.  “Jadi semua tergantung anggaran yang ada. Kalau sekarang terus terang belum ada anggarannya. Harapan kita usulan dari pemerintah daerah ini gol, disitu dananya,” ucapnya.

Lebaran jalan sendiri sesuai sistem yang ada yakni 12 meter. “Sekali lagi kita konsen dengan  dana yang ada kalau memang tidak cukup, pelabaran badan jalan 12 meter aspalnya separo. Kalaupun tidak cukup lagi, separo badan jalan.” jelasnya. (lfa/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *