ESOK hari raya Nyepi. Hari sakral bagi umat Hindu di seluruh dunia. Hari introspeksi atas segala perbuatan selama satu tahun. Hari penyucian atas segala perbuatan buruk.
Nyepi. Hari tanpa aktivitas. Berdiam diri di rumah. Melepas semua kenyamanan duniawi. Hari yang hanya dikhususkan untuk Sang Pencipta.
Momentum Nyepi ini, juga bisa menjadi momentum introspeksi secara nasional. Dalam setiap aspek. Salah satunya, introspeksi dalam pengelolaan anggaran desa.
Kenapa anggaran desa? Tengok saja lalu lintas informasi secara nasional. Data Indonesia Corruption Watch (ICW), ternyata anggaran desa menjadi penyumbang korupsi terbesar di 2018. Artinya, korupsi terbanyak terjadi di desa. Anggaran desa yang dimaksud, tentunya Anggaran Dana Desa (ADD), Dana Desa (DD), dan Pendapatan Asli Desa (PADes).
Masih dari data ICW. Dari total 454 kasus korupsi sepanjang 2018, korupsi anggaran desa mencapai 96 kasus dengan kerugian Negara diperkirakan mencapai Rp 37,2 miliar.
Jika dirinci lagi, ICW mencatat kasus korupsi terkait infrastruktur mencapai 49 kasus dengan kerugian negara mencapai Rp17,1 miliar, dan kasus korupsi non-infrastruktur sebanyak 47 kasus dengan kerugian negara Rp20 miliar. Tak heran ICW menyebut keberadaan dana desa menjadi pemicu kenaikan tren korupsi.
Tergelitik menuliskan editorial terkait anggaran desa, karena masih ada saja laporan-laporan masyarakat atas dugaan pemanfatan dana desa yang tidak wajar.
Bukan tidak percaya kepada pemerintahan di desa. Namun, sejatinya anggaran desa itu untuk menyejahterakan masyarakat di desa. Kalau dipikir, sejak digulirkan tahun 2015, harusnya anggaran desa sudah mampu membangun pondasi-pondasi ekonomi di desa.
Harusnya, tapi realitanya tidak. Dari puluhan ribu desa, yang berhasil mengelola anggaran tersebut mungkin masih bisa dihitung dengan jari. Desa menjadi mandiri. Bisa menghasilkan uang sendiri, tidak lagi tergantung pada daerah.
Dampaknya, dirasakan ditingkatan daerah kabupaten/kota. Banyak yang masih mengharapkan subsidi dari pusat. Rata-rata laporan keuangan selalu defisit. Setiap tahun pengeluaran lebih besar dari pendapatan.
Semoga saja, di hari raya Nyepi ini, kita semua introspeksi lagi akan tugas, tanggungjawab, dan amanah yang diemban.
Selamat Tahun Baru Saka bagi Umat Hindu.(*)