Maluku Utara

Deprov Sebut Masyarakat Bahagia Tapi belum Sejahtera

×

Deprov Sebut Masyarakat Bahagia Tapi belum Sejahtera

Sebarkan artikel ini
Ketua DPRD Malut, Kuntu Daud (Foto : Pena Malut)

HARIANHALMAHERA.COM–DPRD Provinsi Malut menegaskan, tingginya indeks kebahagiaan masyarakat Malut bukan disebabkan oleh tingginya pertumbuhan ekonomi Maluku Utara (Malut) yang diklaim tertinggi di dunia.

Sebab, tingginya indeks kebahagiaan masyarakat Malut ini berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Ini disampaikan langsung ketua DPRD Malut, Kuntu Daud di Forum Ekonomi Regional “Transformasi pertumbuhan ekonomi terhadap daya saing usaha kecil dan menengah,” di Gamalama Ballroom Sahid Bela Hotel, Sabtu (17/12)

Menurut Kuntu tingkat pertumbuhan ekonomi Malut yang mencapai 27.74 persen itu tidak dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Padahal Malut juga sebagai provinsi dengan indeks kebahagiaan tertinggi di Indonesia sesuai rilis Badan Pusat Statistik (BPS). “Mestinya kebahagiaan itu berkolerasi dengan tingkat kesejahteraan ekonomi,” katanya

Kata Kuntu,  jika Provinsi Malut memiliki sejarah yang gemilang menyangkut perekonomian dunia, dikarenakan dalam jejak masa lampau, jazirah ini merupakan jalur rempah yang ikut berperan menggerakkan pusat kekuatan ekonomi dunia.

“Malut pun pernah menyumbang ribuan ton kopra untuk pembebasan Irian Barat, tapi apa kabar petani cengkeh, pala dan juga kopra di hari ini,” bebernya

Politikus PDIP ini menambahkan, salah satu faktor kesejahteraan ekonomi yang belum merata di Malut, dikarenakan masih minimnya peran pemerintah sebagai fasilitator dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM), para pelaku UKM tidak menjadi aktor ekonomi utama sehingga tidak mencipatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Belum lagi, pembangunan ekonomi masih bersifat parsial, masing-masing daerah di kabupaten/kota belum memperlihatkan sinergitas dan konektifitas, salah satu penyebabnya adalah kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pemerintah dalam pengembangan UMKM.

Oleh karena itu, forum diskusi yang digelar  adalah sebuah ikhtiar dari beberapa persoalan tersebut serta menjadi forum curah gagasan dalam menghadapi problem pembangunan ekonomi regional.

Ia berharap forum diskusi semacam ini dapat dihelat secara berkesinambungan, dikarenakan ini merupakan upaya untuk mengefktifkan jaringan komunikasi, koordinasi dan koneksi antar semua unsur pemerintah serta masyarakat.

“Kami menaruh harapan besar, forum diskusi ekonomi pembangunan regional ini mempunyai hasil positif dan dapat ditindak lanjuti,” tandasnya.(lfa/pur).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *