EkonomiMaluku UtaraPemprov

Doni Warning 2 BUMN Tambang di Malut Transaparan Kelola CSR

×

Doni Warning 2 BUMN Tambang di Malut Transaparan Kelola CSR

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi CSR (Foto : Net)

HARIANHALMAHERA.COM–SEBAGAI salah satu BUMN pertambang yang beroperasi di Malut, PT Aneka Tambang dan PT FENI mendapat warning keras terkait pengelolaan CSR dan lingkungan dari Komisaris Utama (Komut) Mining Industri Indonesia (Mind Id), BUMN Holding industri pertambangan, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo.

Mantan Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) itu mengingatkan agar perusahaan selalu terbuka kepada publik dalam pengelolaan CSR.

“Saya minta, semua perusahaan tambang di bawah Mind Id transparan dalam mengelola dana CSR. Khusus perusahaan tambang yang ada di Maluku Utara, juga demikian. Masyarakat harus tahu peruntukan CSR. Buka ke publik kemana saja dan untuk apa saja dana CSR itu. Pengelolaan dana CSR harus benar-benar untuk kesejahteraan masyarakat,” tegas Doni dalam pertemuan yang turut dihadiri, Direktur SDM PT Antam Malut Ir Basar Simanjuntak dan Dirut Fero Nikel (Feni) Haltim Ananto  Hendra Setiawan

Adanya pemberitaan yang cenderung mewartakan sentiment negatif terhadap aspek transparansi CSR di PT Antam baru-baru ini, hendaknya dijadikan pelajaran penting.

“Itulah pentingnya transparansi,” kata Doni. Pernyataan itu Selaras dengan Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Ia mengaskan, ke depan perusahaan tambang wajib memikirkan langkah langkah demi kesejahteraan yang berkelanjutan.

“Mineral, baik itu emas, nikel, dll suatu saat akan habis. Jangan sampai saat habis, tambang selesai, rakyat tidak sejahtera. Apalagi meninggalkan kerusakan lingkungan,” terang mantan Danjen Kopassus ini.

Doni yang didampingi Komisaris MIND ID Irjen Pol Purn Martuani Sormin, dalam kesempatan itu juga meminta dana CSR benar-benar diperuntukkan untuk kemakmuran.

Sejumlah ide dilontarkan Doni . Salah satunya, kolaborasi CSR perusahaan-perusahaan tambang tersebut dengan membagikan secara gratis 1.000 bibit pohon jabon/samama (Anthocephalus macrophyllus) atau tanaman keras lain kepada setiap kelompok atau keluarga. Pohon jabon adalah bahan baku pabrik plywood.

Saat pohon berusia tujuh tahun, sudah bisa dipanen. Saat itu, satu keluarga bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 1 miliar dengan menanam 1000 pohon (asumsi harga per pohon usia 7 tahun adalah Rp 1 jt , red). “Off takernya pun sudah ada, yakni industri pabrik plywood,” katanya.

Jenis usaha lain yang bisa dikembangkan  lewat kolaorasi CSR adalah ayam potong, atau ayam petelur. Sebab selama ini, telur dan daging ayam di Malut, dipasok dari daerah lain, bahkan ada yang didatangkan dari Jawa.

Juga pengembangan bisnis laundry pakaian para karyawan perusahaan tambang yang jumlahnya puluhan ribu. “Bikin pelatihan, kasi ke pemuda pemudi, koperasi emak emak, agar bisnis laundry langsung dikelola dan dirasakan masyarakat sekitar tambang,” kata Doni.

Sementara itu,  Sultan Tidore Husain Alting Sjah menuturkan dengan ditunjuknya Doni sebagai Komut Mind ID, dia percaya Mantan Pangdam XVI/Pattimura itu akan menaruh perhatian serius soal lingkungan.

“Pak Doni itu sahabat saya. Beliau dulu Pangdam XVI/Pattimura. Programnya Emas Biru, Emas Hijau dirasakan masyarakat. Kami tahu betul beliau jenderal yang peduli lingkungan,” tandas Sultan.

Ia  berharap, kehadiran sejumlah perusahaan tambang di Malut, tidak hanya membawa dampak positif bagi rakyat, tapi juga tidak merusak lingkungan. “Saya tidak mau nantinya dihujat anak keturunan, dan dimintai pertanggungjawaban Tuhan manakala mewariskan lingkungan yang rusak,” sambung Husain.

Direktur Utama (Dirut) Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho mengatakan, IBC lahir atas keprihatinan Presiden Joko Widodo tentang adanya ancaman krisis energi. Karena itu, proses alih teknologi dari bahan bakar fosil ke bahan bakar terbarukan, harus dilakukan

Baru-baru ini, perusahaan otomotif berbasis tenaga battery seperti Tesla.Inc, BMW, dan yang lain, telah datang ke Indonesia untuk melihat dari dekat potensi bahan nikel.

“Tapi yang mereka utamakan bukan seberapa besar cadangan nikel yang kita punya. Melainkan seberapa baik proses penambangan nikel yang diukur dari seberapa baik perusahaan dalam mengelola lingkungan. Alam harus dijaga. Ini sejalan dengan fenomena eco-green yang sudah mendunia,” tegas Toto.

Karena itu, arahan Komut Mind ID, Doni Monardo menjadi sangat relevan.

“PT IBC ke depan, akan memperhatikan ekosistem. Tentu saja, akan banyak tenaga kerja yang bisa terserap. Di perusahaan kami saja, paling tidak bisa menyerap antara 10.000 sampai 20.000 tenaga kerja. Sebagian besar kami utamakan dari Maluku Utara,” ungkap Toto.(par/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *