HARIANHALMAHERA.COM–Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut sudah kehabisan cara untuk menjelaskan penyebab redahnya tingkat kesidisiplin ASN Pemprov di Sififi yang tidak kunjung ada perubahan.
Padahal, berbagai upaya sudah dilakukan. Termasuk janji untuk menghidupkan kembali absensi finger print. Bahkan, janji untuk menerapkan absensi elektronik atau e-Absensi yang sebelumnya sudah di ujiciba di sejumlah OPD pun hanya omong kosong. Faktaya, sampai saat ini janji itu tak kunjung dilaksanakan.
Sekprov Malut Samsuddin A Kadir pun kembali menegaskan bahwa e-absensi itu akan diaktifkan kembali tahun depan. ”Saya sudah perintahkan ke BKD agar segera rampungkan aplikasi absensi online itu, agar tahun depan sudah bisa diberlakukan, jika tidak maka Finger Print kita pasang ulang,”katanya.
Menurutnya jika tahun depan aplikasi yang dibuat BKD itu belum dapat diberlakukan secara keseluruhan di semua OPD, maka absensi sidik jari atau Finger Print yang tak difungsikan lagi sejak masa pandemi Covid-19 dimulai , harus diaktifkan lagi.
Sebab, kehadiran para pegawai ini juga sebagai dasar untuk pembayaran tunjangan tambahan penghasilan (TPP), sehingga aplikasi absensi itu sangat penting untuk saat mengontrol kedisiplinan ASN.
”Pembayaran TPP ini berdasarkan pada kehadiran, makanya kalau tahun depan jika aplikasi absensi online belum rampung, maka kami akan berlakukan ulang absensi sidik jari,”singkatnya.(lfa/pur)
