Teknologi

Babak Baru Perang Kamera Ponsel

×

Babak Baru Perang Kamera Ponsel

Sebarkan artikel ini
HI-TECH: Teknologi periskop yang mulai dikembangkan. (foto: cnnindonesia.com)

HARIANHALMAHERA.COM– Teknologi handphone termasuk paling cepat dalam regenerasi. Setiap bulan ada saja teknologi baru dalam handphone yang diperkenalkan. Bahkan, tak jarang perusahaan-perusahaan handphone ‘berperang’ teknologi untuk menarik pelanggan.

Salah satunya teknologi periskop untuk kamera handphone. Teknologi baru ini menggeser pertarungan kamera dengan piksel lebih besar dan teknologi multi lensa.

Melansir CNNIndonesia.com, teknologi periskop diyakini bisa melampui perbesaran gambar secara optik yang bisa dilakukan pada ponsel terbatas hanya sampai 2 atau 3 kali saja. Dengan bantuan periskop, perbesaran optikal bisa dilakukan hingga 5 kali. Teknologi ini setidaknya telah diadaptasi oleh dua perusahaan pembuat ponsel pintar Huawei dan Oppo.

Perbesaran optikal penting, karena kerapkali kita tidak bisa mendekati objek saat memotret. Sehingga untuk mendekatkan objek pada hasil foto, opsi zoom menjadi pilihan. Hasil zoom dengan perbesaran lensa atau optik menghasilkan gambar yang lebih baik dari perbesaran digital. Perbesaran digital seringkali menyebabkan gambar pecah.

Agar bisa melakukan perbesaran optik lebih besar kini para vendor menerapkan prinsip periskop pada kameranya. Serupa dengan prinsip periskop pada umumnya, perbesaran optik dengan teknologi ini dilakukan dengan menyusun komponen-komponen kamera ponsel, seperti lensa dan sensor gambar, disusun berbeda.

Para vendor membelokkan 90 derajat saat menyusun lensa-lensa ini secara horizontal. Di ujung deretan lensa, ditempatkan cermin untuk membelokkan objek yang ditangkap agar bisa masuk ke lensa dan berakhir di sensor gambar. Teknik ini disebut Oppo sebagai folded optik (optik yang dilipat).

Dengan kamera ini, perusahaan-perusahaan pembuat ponsel pintar, dapat semakin memperbanyak rangkaian sensor kamera mereka, sehingga menghasilkan kualitas foto, serta fungsi zoom (pembesaran gambar) yang lebih baik dibanding kamera-kamera ponsel sebelumnya yang hanya terdiri dari satu atau dua rangkaian kamera.

Dilansir dari Ars Technica, kamera zoom ini terdiri dari berbagai lensa kecil. Beberapa bahkan bergerak, untuk menyesuaikan fokus. Oleh karena itu kamera ini membutuhkan lebih banyak tempat untuk disusun, semakin jauh jarak antara lensa, semakin besar pula kemampuan pembesaran gambar yang dapat dilakukan perangkat.

Samsung sudah pernah mencobanya. Perusahaan berbasis di Korea Selatan ini mengakalinya dengan membuat smartphone yang bagian belakangnya terdapat kamera yang bisa di-zoom-in dan zoom-out. Tapi bodi yang bongsor dan berat, membuat ponsel ini tak populer di pasaran.

Sony juga sempat mencoba membuat aksesoris kamera dengan kemampuan zoom yang bisa dilepas pasang dan dihubungkan dengan bluetooth ke ponsel. Namun, lagi-lagi tak disambut antusias oleh pasar.

Kini sudah berubah. Seperti ponsel milik Huawei terlihat normal. Padahal memiliki empat kamera, tapi disusun. Satu lensa ultra lebar 16 milimeter, satu lensa lebar 27 milimeter, lensa telephoto 125 milimeter, serta kamera pendeteksi kedalaman gambar (depth).

Huawei juga menonjolkan sensor CMOS mereka sebagai sensor yang menerapkan pixel ‘RYYB’, dimana sensor CMOS biasa menggunakan ‘RGGB’ (satu pixel merah, dua pixel hijau, dan satu pixel biru. ‘RYYB’ yang mengganti pixel hijau menjadi kuning, diklaim Huawei dapat mengambil gambar dengan 40 persen lebih banyak cahaya, serta perangkat lunak yang dapat menyempurnakan hasil foto tersebut.

Oppo menggunakan konsep yang sama. Namun, vendor China ini mengklaim ponselnya bisa melakukan perbesaran gambar hingga sepuluh kali lipat. Tiga rangkaian kameranya nanti akan terdiri dari satu lensa lebar 15,9 milimeter, satu kamera utama yang menentukan kedalaman gambar, serta satu kamera telephoto 159 milimeter.(cnn/fir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *