KesehatanTernate

Waspada, Ikan di Pasar Bahari Berkesan Masih Ditemukan Bakteri

×

Waspada, Ikan di Pasar Bahari Berkesan Masih Ditemukan Bakteri

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI : Pedagang di pasar Higienis Bahari Berkesan (Foto : Kuliner Indonesia)

HARIANHALMAHERA.COM–Warga Kota Ternate yang berbelanja lakuk pauk khususnya ikan yang dijual di pasar Higienis Bahari Berkesan, sepertinya harus berhati-hati. Pastikan ikan yang dibeli harus dibersihkan hingga bersih dari kuman dan bakteri.

Sebab, bedasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Ternate Malut, atas sejumlah sampel ikan, ditemukan bakteri Escherichia coli (E Coli) .

Kepala BKIPM  Kota Ternate, Arsal menyebutkan, dari 147 sampel ikan yang ditelisi, terdapat 5 sampel yang tidak memenuhi standar AMP/gr yakni ikan tongkol, ikan kerapu, cumi bahkan, ikan cakalang asap alias ikan fufu.

“Seharusnya ada beberapa bakteri yang tidak boleh ada di produk perikanan malah ditemukan di ikan, seperti bakteri E Coli,” katanya dalam laporan tahunan yang disampaikan dalam konfrensi pers, Jumat (7/1).

Arsal memegaskan, bakteri E Coli, seharusnya hanya ada pada air yang tercemar, bukan pada ikan. Dari temuan tersebut, menandakan keberadaan pasar Higienis  belum bagus melakukan penanganan ikan.

“Kita rekomendasikan kepada pemerintah daerah agar ada pengambilan kebijakan untuk mengubah, atau menyosialisasikan cara penanganan ikan yang baik seperti apa. Karena yang kita lihat kualitas ikan kita itu nomor satu,” katanya

Dari penelusuran Harian Halmahea di laman halodoc.com menyebutkan bakteri E.Coli menjadi salah satu bakteri yang mesti diwaspadai. Sebab bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Disebutkan, penyakit yang bisa muncul akibat infeksi bakteri E. coli dianyaranya Infeksi Selaput Otak yang umumnya terjadi pada bayi. Infeksi Saluran Kemih, Infeksi Saluran Pencernaan, diare dan kram perut, komplikasi ginjal langka atau hemolytic uremic syndrome (HUS).

BKIPM juga juga mencatat ekspor produk perikanan Malut tahun 2021, baik hidup maupun non hidup mengalami peningkatan.

Komoditi  komoditi hidup misalnya, sebanyak 12,608 ekor sedangkan non hidup mencapai 469,067 kilogram dengan nilai mencapai Rp. 56,758,689,190. “Kenaikan ekspor itu terjadi di 5 negara tujuan yakni Vietnam, Korea, United States, Singapura dan Filipina,”paparnya.

Adapun lima komoditi yang diekspor ke lima negara tujuan diantaranya, Tuna Loin mencapai 371,093 ton atau Rp. 38,923,381,035, Tongkol 25,003 Ton atau Rp.357,717,921, Tuna 23,840 ton atau Rp.3,654,550,359 serta ikan Layang 19,660 ton atau Rp. 358,075,000.

“Sementara, Yelomask Surgeonfish mencapai 8,779 ton atau Rp.1,617,113,619. Lainnya 20,692 ton atau Rp. 9,305,696,985. Kepiting Bakau mencapai 12,524 ton atau Rp.2.498,826,370. Lobster 84 ton atau Rp.43,336,901,” pungkasnya.(par/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *