PolitikTernate

Pilwakot Ternate Dipastikan Berjalan Ketat

×

Pilwakot Ternate Dipastikan Berjalan Ketat

Sebarkan artikel ini
Helmi Alhadar (Foto : indotimur)

HARIANHALMAHERA.COM–Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwakot) Ternate kali ini diprediksi akan berjalan cukup ketat. Sebab, selain tanpa petahana, empat bakal pasangan calon (Bapaslon) yang bertarung ini juga dianggap karena tidak ada paket yang betul-betul dominan.

“Empat Bapaslon ini memiliki keunggulan dan kelemahan yang relatif lebih berimbang,” terang Akademisi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, (UMMU) Malut Helmi Alhadar

Dia juga menilai, isu etnis juga tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan, karean mengingat masing-masing kandidat memiliki masa pemilih yang saling beririsan satu dengan  lain. Belum lagi, para elite dari masing-masing etnis memiliki kepentingan tersendiri dengan figur-figur yang ada.

“Masyarakat saat  ini juga sudah lebih cenderung pragmatis dan agak lebih rasional sehingga pertimbangan-pertimbangan subyektif sudah lebih mungkin terjadi, termasuk faktor keterkaitan ideologi dengan partai-partai pengusung,” terang, Direktur Lembaga Strategi Komunikasi dan Politik (Leskompol) Malut ini.

Para kandidat, yang  di tampilkan tidak ada yang betul-betul mewakili kepentingan etnisnya atau dilihat sebagai reprentasi dari golongan atau ikatan tertentu.

“Lebih tepatnya lagi, masing-masing kandidat tidak betul-betul dilihat sebagai simbol pemersatu dari masing-masing komunitasnya. Bahkan faktor ketidak puasan dari masyarakat  terhadap tokoh-tokohnya yang dianggap berpasangan dengan figur-figur yang tidak sesuai dengan harapan mereka,” terang Helmi.

Dari sisi pasangan calon wawali, Helmi mengaku masih belum terlalu mendongkrak elektabilitas dan popularitas dari masing-masing bapaslon, terkecuali pasangan Yamin Tamary-Abdullah Taher yang terlihat elektabilitas dan popularitas.

“Kedua tokoh seimbang. Bahkan saling tumpang tindih antara kepentingan pribadi, ideologi dan sentimen etnis sudah menjadi sangat relatif sehingga keputusan-keputusan subyektif dari masyarakat akan turut mempengaruhi untuk menentukan pilihannya,” tutuenya.

Selain itu juga,  para Bapaslon yang bertarung tentunya membutuhkan kecerdasan dan kreativitas untuk busa mempengaruhi masyarakat dengan menawarkan program-programnya yang hebat dan realistis, termasuk isu Covid-19.

Dia menuturkan, kemungkinan faktor finansial yang  lebih banyak berperan dalam menentukan keterpilihan masing-masing pasangan, seiring dengan popularitas masing-masing Bapaslon. (tr3/pur)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *