HalutPeristiwa

Polisi Masih Dalami Kebakaran yang Tewaskan Pekerja Gudang Kopra dan Dua Pelajar SMA

×

Polisi Masih Dalami Kebakaran yang Tewaskan Pekerja Gudang Kopra dan Dua Pelajar SMA

Sebarkan artikel ini
TINGGAL PUING: Deretan toko mebeler yang hangus terbakar pada kebakaran hebat, Jumat (3/6). (foto: istimewa/via WhatsApp)

HARIANHALMAHERA.COM— Aparat Kepolisian Resor (Polres) Halmahera Utara (Halut) masih terus mendalami peritiwa kebakaran sejumlah toko dan kos-kosan pada Jumat (3/6), sekira pukul 12.30 WIT. Kejadian ini mendapat perhatian serius karena menyebabkan tiga orang meninggal dunia.

BACA JUGA: BREAKING NEWS: Bangunan Usaha Perabotan di Rawajaya Terbakar, 3 Orang Dilaporkan Tewas

Sampai saat ini, belum diketahui pasti sebab terjadinya kebakaran dan darimana sumber api yang menghanguskan beberapa rumah toko tersebut. Namun, bocoran data sementara yang diperoleh dari kepolisian, sempat mencatat keterangan dari salah satu karyawan toko atas nama Linda.

Menurut Linda (22), dirinya sempat melihat api berasal dari plafon toko. Saat itu, dirinya hanya bisa berlari keluar toko dan meminta pertolongan. Dia mengaku saat kejadian, hanya dia sendiri menjaga toko berisi perlengkapan mebeler itu. Pemilik sedang menunaikan salat jumat.

Saksi lainnya adalah Yanto (39). Dia menjadi orang yang sangat terpukul dengan peristiwa tersebut. Karena istrinya, Yulesti Dalangi (34), warga Desa Pediwang, Kecamatan Kao Utara, satu di antara tiga korban meninggal dunia.

Kepada polisi, yang menyebut dia dan istrinya termasuk salah satu penghuni kos-kosan yang ikut terbakar. Yanto menceritakan, kos-kosannya yang memiliki 17 kamar itu berada tepat di belakang salah satu toko yang terbakar. Kos-kosan itu hanya memiliki satu pintu masuk dari depan toko.

“Api berasal dari toko bagian depan,” kata Yanto, berdasarkan keterangannya kepada polisi.

Rupanya saat kejadian, Yanto sedang tidak berada di dalam kamar, namun masih di area kos-kosan. Sebagaimana keterangannya, hanya istrinya yang sedang berada di kamar kos.

“Saya mendengar teriakan istri saya meminta tolong sebanyak 3 sampai 4 kali,” ujarnya.

Melihat api yang sudah sangat membesar, Yanto berupaya untuk keluar dan meminta pertolongan kepada operator eksavator yang terparkir di belakang kos – kosan. Dia ingin membongkar dinding kamar. Sayang upayanya tidak membuahkan hasil.

Yanto juga menyebut saat kepulan asap semakin tebal serta api yang sudah semakin membesar, dirinya terus berupaya menolong sang istri. Dia bahkan mengambil sebuah pipa paralon dengan panjang 4 meter dengan maksud menjulurkan kepada istri agar dapat berpegangan dan menariknya keluar. Sayang upaya tersebut gagal. Yanto terpaksa menyelamatkan diri dengan berlari keluar karena api sudah semakin membesar.

Selain istri Yanto, dua pelajar yang berasal dari Desa Tagalaya, Kecamatan Tobelo, ikut menjadi korban. Cici Moloku dan Chelsi Sisipo. Kedua pelajar itu sudah duduk di bangku kelas III SMA. Kabarnya lagi keduanya memiliki hubungan saudara. Ibu mereka bekerja di salah satu supermarket di Tobelo.

EVAKUASI: Ketiga korban kebakaran saat dibawa ambulance ke RSUD Tobelo pasca kebakaran hebat, Jumat (3/6). (foto: istimewa/via WhatsApp)

Senada disampaikan Kepala Desa Rawajaya M Iksan Madu. Menurutnya, saat terjadi kebakaran ketiga korban sedang berada di dalam kamar kos-kosan. Korban tidak bisa keluar karena pintu keluar kos-kosan hanya satu, yakni melalui pintu utama toko yang terbakar. Sementara kobaran api diduga bermula dari depan ruko tersebut.

“Kos-kosan itu berada di belakang ruko yang terbakar. Pada saat kejadian ketiga korban tidak bisa lagi melarikan diri karena kobaran api di depan ruko mulai membesar,” jelasnya.

Iksan menyebut, korban Yulesti bekerja sebagai buruh gudang penampung kopra dan pala yang ada di Kota Tobelo. Korban berasal dari Desa Pidiwang Kecamatan Kao Utara. Sementara dua pelajar yang menjadi korban bernama Cici Moloku (18) dan Chelsi Sisipo (18) warga Desa Tagalaya, Kecamatan Tobelo. Keduanya masih duduk di bangku SMA kelas XII.

“Suami Yulesti saat peristiwa terjadi sedang berada di luar kos-kosan. Sedangkan ibu dari kedua anak itu juga sedang bekerja di salah satu swalayan di Tobelo,” ungkap Iksan.

“Setelah pemadaman kobaran api oleh dua unit damkar ditambah mobil tangki air dari PDAM, ketiga korban langsung di evakuasi oleh pihak Kepolisian ke RSUD. Suami korban pun langsung menuju ke Polres Halut. Kami juga belum mengetahui penyebab dari kebakaran tersebut. Kita menunggu keterangan dari pihak kepolisian,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, jumlah toko yang hangus terbakar dipastikan sebanyak 10 unit. Ditambah kos-kosan yang memiliki 17 kamar, 14 unit lapak pakaian, dan 1 rumah makan. Dilaporkan juga, sebanyak tiga unit sepeda motor yang berada dalam area kos-kosan dan dua unit mobil jenis masing-masing hilux pickup dan dump truck yang berada di depan toko hangus terbakar. Total kerugian ditaksir miliaran rupiah.(dit/sal/fir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *