Proyek Perpustakaan Daerah Bakal Molor, Akademisi: Yang Penting Fasilitas

0
398
ILUSTRASI: Progres pekerjaan proyek kantor perpustakaan daerah bulan Desember 2021 . (foto: Faisal/Harian Halmahera)

HARIANHALMAHERA.COM–Pembangunan Perpustakaan Daerah yang ditargetkan selesai pada 15 Desember 2021, dipastikan akan molor. Meski belum diketahui alasan keterlambatan, namun pantauan pembangunan dengan anggaran Rp 10 miliar, belum mencapai angka 50 persen.

Salah satu pengawas proyek yang tidak mau disebut namanya, saat dikonfirmasi mengatakan dengan kondisi pekerjaan saat ini dirinya memastikan proyek tidak akan selesai tepat waktu. Menurutnya masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. “Kami di sini bukan kontraktor kami hanya mengawasi pekerjaan. Jadi kalau dilihat dari pekerjaan sementara, maka bisa saja tidak selesai tepat waktu,” ucapnya.

Terpisah akademisi Universitas Hein Namotemo (Unhena) Gunawan Abbas, mengapresiasi kehadiran bangunan perpustakaan daerah yang bisa dikatakan besar. Menurutnya itu sangat baik. Karena mempermudah anak-anak generasi milenial untuk membaca. Apalagi saat ini minat baca dikalangan anak muda harus ditingkatkan.

Hanya saja menurutnya, pemerintah jangan hanya membuat bentuk  perpustakaan dengan wujud fisiknya yang bagus dipandang saja. Tapi yang terpenting adalah fasilitas perpustakaan. “Fasilitas perpustakaan sangat penting untuk menarik minat baca. Salah satunya koleksi buku. Ini yang harus diperhatikan,” ungkapnya.

Dia juga menyarankan ke Pemkab Halut terkait dengan pendirian perpustakaan yang saat ini dibangun, harus jenius mengatur semua sistem di dalam perpustakaan yang terintegrasi. Dia mengkhawatirkan tidak ada sistem pengelolaan yang jelas, tidak adanya  sistem pendataan buku yang jelas, jam operasional yang tidak pasti, ditambah sang penjaga yang bukan pegawai negeri sipil, semakin menjadikan perpustakaan ini seperti seonggok gedung yang berisi buku tanpa ada pengunjung rutin.

“Ini yang jadi problemnya. Pemkab sudah harus berpikir terkait dengan pendirian perpustakaan, karena bukan hanya didirikan begitu saja, tetapi harus ada aktivitas di perpustakaan, sehingga tidak terlihat sepi,” terangnya.

Kemudian, lanjutnya, intens bekerjasama dengan komunitas yang aktif di bidang literasi untuk meningkatkan minat literasi masyarakat di daerah. “Komunitas-komunitas kecil yang langsung bersentuhan dengan masyarakat ini bisa menjadi pilihan lain dalam mengenalkan literasi kepada masyarakat, sehingga perpustakaan daerah ini berjalan dengan baik,” pungkasnya.(cw/fir)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here