Laporan, Tim Redaksi
SEBUAH unggahan foto muncul dalam whatsapp group (WAG). Foto itu seolah mengikuti diskusi ringan terkait wabah corona di Kabupaten Halut. Mulai dari kekurangan APD, hingga kurangnya bantuan bagi masyarakat terdampak akibat kebijakan social distancing.
Sebuah foto dengan objek seseorang yang memegang selembar kertas. Ada logo PT NHM. Dan ada tulisan, “NHM peduli lansia dan anak yatim piatu di lingkar tambang.”
Tak banyak komentar dari member grup. Hanya satu dua orang yang membalas dengan gambar emoji jempol ke atas. Seolah tidak ada yang tertarik mengomentari.
Bagi wartawan angle fotonya pasti beda. Foto itu langsung di-share ke manajemen disertai setumpuk pertanyaan. Namun, balasannya tidak sesuai yang diharapkan. Pihak manajemen minta tidak diberitakan. Alasannya, itu adalah sumbangan pribadi Pak H Robert Nitiyudo. Itu adalah sumbangan tulus Pak H Robert sebagai amal ibadah.
Tidak ada pertanyaan lanjutan. Hanya keheranan dengan jawaban itu. Karena lumrah bagi seseorang yang baru dan ingin dikenal untuk diberitakan. Apalagi lewat aksi sosial. Apalagi, informasi yang kami peroleh, sumbangan itu diberikan tanpa melihat latar belakang agama. Semua anak yatim dan lansia diberi bantuan.
Penasaran? Ya, pasti penasaran. Catatan inilah jadi muara untuk mencurahkan semua rasa penasaran tentang sosok pemilik baru PT NHM. Siapakah H Robert Nitiyudo? Tak banyak yang tahu. Sama ketika akhir Desember 2019 lalu. Tak ada yang tahu saham mayoritas PT NHM sudah dibeli.
Beberapa fakta yang tercerai berai, coba disambung kembali. Dimulai pada 27 Januari 2020. Sekira pukul 22.00 WIT. Sebuah akun facebook mengunggah beberapa foto. Salah satunya foto spanduk syukuran yang akan dihadiri H Robert Nitiyudo, pemilik baru PT NHM.
Dalam akun yang sama, diunggah pula foto lain. Pemilik NHM diapit dua orang berpakaian adat. Muncul pertanyaan, adakah pertemuan para tokoh adat di lingkar tambang dengan pemilik baru NHM?
Ternyata benar. Ada pertemuan pada 25 Januari 2020. Fakta ini dibenarkan Kepala Suku Adat Pagu Simon Toloa. Lantas bagaimana penilaian Simon atas sosok H Robert. Sepintas baginya, H Robert orang yang tegas, terbuka, dan ingin membantu masyarakat di lingkar tambang.
Baca JUga: Lebih Dekat dengan H Robert Nitiyudo (2)
Penilaian itu, tergambar dari pertanyaan H Robert saat diskusi dengan para tokoh adat. Apa yang dirinya dan perusahaannya bisa bantu bagi masyarakat sekitar. Maka lahirlah beberapa keinginan H Robert yang diutarakan langsung kepada 12 orang yang turut dalam pertemuan silaturahmi di kantor Pt Indotan, waktu itu.
Salah satunya, keinginan H Robert untuk membantu para yatim piatu dan fakir miskin di lingkar tambang. H Robert juga ingin pada semua tokoh agama di lingkar tambang. Intinya, mensejahterakan karyawan, masyarakat, dan membantu daerah.
Nah, terkait foto sumbangan tadi, kiranya cukup memberikan gambaran, bahwa H Robert memiliki niat baik ketika memutuskan berinvestasi di Halut. Niatnya membantu para fakir miskin dan anak yatim, mulai dittunaikan. Meski, dia tidak ingin aksi sosialnya diberitakan media.
Aneh sekaligus unik. Namun, bagi kami fakta itu belum cukup untuk memberikan penilaian secara keseluruhan. Penelusuran terus dilakukan. Semua jejaring pertemanan dimanfaatkan. Hingga akhirnya dari sekian banyak informasi, kami berhenti pada sebuah musolah.
Musolah kecil tak berdinding. Terbuka mirip surau. Memiliki delapan tiang beton sebagai penyangga. Didominasi warna putih, memberi kesan minimalis.
Musolah itu bernama AL Qahhar. Satu-satunya tempat ibadah yang berada di kawasan perumahan elit di Jakarta Utara. Tepatnya di kompleks Perumahan Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara. Musloah Al Qahhar itu tepat bersebalahan dengan Pos TNI Angkatan Laut (Posal).
Kenapa musolah? Ya, karena musolah itu memiliki hubungan erat dengan H Robert. Dengan segala upaya, kami berhasil mendapatkan sebuah nomor telpon. Salah seorang pengurus musolah.
Dia menyambut baik saat kami menghubunginya. Eko Budi Purnomo. Begitu dia menyebut namanya dari seberang telepon. Dari dialah kami mengetahui musolah itu 100% dibiayai H Robert.
“Nama Al Qahhar diambil dari nama yayasan Pak Haji (H Robert). Yayasan itu sudah berdiri lama. Yayasan yang khusus menyantuni anak-anak yatim piatu dan keluarga tak mampu,” kata Eko.
Pak Haji, sapaan akrab Eko pada H Robert, mengaku dirinya sudah 13 tahun mengikuti H Robert. Ada kesan tersendiri baginya yang terus terpatri, sehingga tetap mengikuti H Robert. “Sebelum dengan Pak Haji, saya pernah ikut dengan beberapa orang besar. Tapi, tidak ada yang seperti beliau (H Robert),” ujar Eko.
Bagi Eko, H Robert punya jiwa sosial yang tinggi. Lewat Yayasan AL Qahhar, sudah ada ratusan bahkan ribuan anak yatim yang disantuni. Bahkan, ikut memberangkat anak yatim umroh bersama dengan karyawannya.
“Pernah suatu ketika, kondisi keuangan Pak Haji lagi drop. Beliau dengan enteng menjual beberapa mobil mewahnya. Itu hanya untuk santunan bagi anak yatim. Kata Pak Haji pada saya, biar pendapatan putus, tapi santunan jangan sampai putus,” kenang Eko.
Kami pun bertanya bagaimana hubungan H Robert dengan karyawannya. Eko mengaku, sangat baik. Pak Haji begitu perhatian dengan karyawannya. “Bagi yang muslim, karyawan diumrohkan. Termasuk office boy (OB) dan sopir. Bahkan bukan karyawan pun diperhatikan. Seperti imam di musolah Al Qahhar. Saat sakit dibiayai sampai sembuh,” terang Eko.
Ternyata benar. Penilaian ketua Suku Adat Pagu Simon Toloa dan salah satu pengurus musolah AL Qahhar itu, sudah cukup menggambarkan siapakah H Robert Nitiyudo, Presiden Direktur PT NHM saat ini.(*/bersambung)
Bisakah sy yg di luar Halmahera, bs bekerja di PT Nusa Halmahera mineral