Maluku Utara

Harita Nickel Wujudkan Ketahanan Pangan Pulau Obi melalui Program “Sentani”

×

Harita Nickel Wujudkan Ketahanan Pangan Pulau Obi melalui Program “Sentani”

Sebarkan artikel ini
Panen Padi Perdana Program Sentani Harita Nickel

HARIANHALMAHERA.COM– Perusahaan pertambangan dan hilirisasi Harita Nickel mengembangkan Program Sentra Ketahanan Pangan Obi (Sentani) di Desa Buton dan Desa Akegula, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut). Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian, menambah pendapatan petani, serta mewujudkan ketahanan pangan di Pulau Obi.

Head of External Relations Harita Nickel, Stevi Thomas, mengatakan Program Sentani merupakan salah satu program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) Harita Nickel di sektor pertanian di Pulau Obi. Program ini melibatkan Dinas Pertanian Kabupaten Halsel, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Kelompok Tani (poktan), serta diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian, kemandirian pangan, serta indeks nilai tukar petani di wilayah Obi.

“Program Sentani ini sekaligus menjadi satu jawaban konkret Harita Nickel terhadap cita-cita peningkatan kesejahteraan petani dan swasembada pangan nasional,” katanya.

Sementara Department Head of Community Affairs & Land Acquisition Harita Nickel, Latif Supriadi, menjelaskan dalam Program Sentani, kelompok tani mendapat bimbingan budi daya, dukungan sarana dan prasarana pertanian, serta dukungan terhadap penyerapan pasar. Adapun komoditas yang dikembangkan yaitu demplot padi di lahan seluas 3 hektare dan semangka di lahan seluas 4 hektare sebagai pengembangan program tahap pertama. Kedua komoditas tersebut memiliki potensi budi daya dan penyerapan hasil panen yang besar.

“Mayoritas hasil panen diserap oleh Harita Nickel dan sebagian lagi oleh masyarakat,” ujarnya.

Saat ini, karena keterbatasan stok di Pulau Obi, pihak perusahaan banyak menyerap bahan pangan dari luar daerah. Lamanya waktu tempuh tak jarang membuat kualitas bahan pangan terutama buah dan sayur dapat menurun. Kondisi tersebut membuka peluang bagi kelompok tani di Pulau Obi untuk menawarkan produk yang lebih baik. “Mereka juga berpeluang untuk memenuhi tingginya permintaan beras dari pihak perusahaan,” paparnya.

Latif pun mengungkapkan, bahwa sejak Program Sentani diresmikan akhir Maret 2022 lalu, poktan binaan Harita Nickel telah melakukan panen perdana buah semangka sebanyak 1,1 ton pada awal Juni dan menghasilkan gabah kering panen (GKP) perdana sebanyak 4,8 ton per hektare pada Rabu (20/7). Hasil panen ditampung oleh BUMDes setempat, kemudian dijual kepada para konsumen terutama Harita Nickel. Melihat animo poktan dan hasil panen yang baik, Harita Nickel berencana menambah luas area tanam demi produktivitas yang lebih optimal.

“Kami akan terus bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Halsel, BUMDes, dan poktan untuk melakukan perluasan lahan tanam padi sekitar 7 hektare, sehingga totalnya akan menjadi 10 hektare. Semoga program ini dapat memberikan lebih banyak manfaat,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur BUMDes Desa Buton, Mahfud Lohor, mengakui adanya peningkatan hasil panen secara signifikan sejak poktan dibimbing oleh Harita Nickel. “Program Sentani membuat hasil panen meningkat. Potensi panen kali ini mencapai 4,8 ton GKP, atau 4 kali lebih banyak dibandingkan hasil petani sebelum ada pendampingan,” ungkap Mahfud yang hadir dalam acara panen padi perdana di Desa Buton, Rabu (20/7).

Hal senada terkait adanya peningkatan hasil panen juga disampaikan seorang anggota poktan di Desa Buton, Darwan Abdul Hasan. Menurutnya, pendampingan dari Harita Nickel memberikan hasil yang sangat memuaskan. “Pendampingan ini merupakan yang pertama kami dapatkan. Hasilnya pun sangat memuaskan. Biasanya kami memanen 1 ton GKP dari satu hektare, tetapi kini bisa mencapai lebih dari 4 ton,” ungkapnya.

Sekedar diketahui bahwa  Harita Nickel merupakan bagian dari Harita Group yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Harita Nickel memiliki IUP Pertambangan dan juga pabrik peleburan (smelter) serta pengolahan dan pemurnian (refinery) nikel yang terintegrasi di Obi. Komitmen Harita Nickel dalam hilirisasi sumber daya alam ditunjukkan dengan beroperasinya smelter Megah Surya Pertiwi (MSP) sejak 2016 dengan memanfaatkan potensi nikel yang dikelola oleh Trimegah Bangun Persada (TBP) dan Gane Permai Sentosa (GPS) yang semuanya terletak di Pulau Obi.

Melalui Halmahera Persada Lygend (HPL), Harita Nickel melakukan pengolahan dan pemurnian nikel dengan teknologi hidrometalurgi High Pressure Acid Leach (HPAL). Teknologi HPAL mampu mengolah nikel limonit yang selama ini tidak dimanfaatkan menjadi produk bernilai strategis, yaitu mixed hydroxide precipitate (MHP). Dengan proses berikutnya, MHP diolah lebih lanjut menjadi Nikel Sulfat (NiSO4) dan Kobalt Sulfat (CoSO4) yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik. Penerapan teknologi ini merupakan yang pertama di Indonesia.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *