Ternate

Tak Diurus, Speedboat Puskesmas Moti Tenggelam

×

Tak Diurus, Speedboat Puskesmas Moti Tenggelam

Sebarkan artikel ini
TAK TERUSUS: Kondisi terkini speedboat milik Puskesmas Moti (foto ist)

HARIANHALMAHERA.COM–Pengadaan satu unit speedboat yang diperuntukan untuk antar jemput pasien di Kecamatan Moti, diduga kuat bermasalah. Buktinya, sejak didatangkan tahun 2016 silam, speedboat (SB) milik Puskemas Moti itu tidak bisa dipakai.

Akibatanya, asset yang dibeli dengan uang APBD seharga ratusan juta itu kondisinya memperhatinkan. Dari kiriman foto yang diperoleh Harian Halmahera tampak body SB beserta mesin itu sudah hampir tenggelam. Bahkan, SB yang awalnya dilengkapi empat unit mesin kini tersisa tiga mesin, satu mesin raib entah kemana.

Kepala Puskesmas Moti Safriano yang dihubungi mengaku kalau speedboat memang tidak layak pakai. “Kalau digunakan untuk pasien rujukkan dia memakan waktu yang cukup lama, sedangkan kita butuh cepat. Makanya belum di fungsikan,” katanya.

Sejak awal pengadaan, speed ini menrutnya memang tidak representative. “Karena kecepatan juga sudah berkurang di tambah umur berapa tahun ini yang di pakai sehingga dia makin berat dan ketika rujuk pasien dia memakan waktu sampai dua jam,” tandasnya.

Safriano mengaku hal ini sudah di sampaikan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate termasuk ke DPRD saat turun reses beberapa waktu lalu. Anggota Dewan Kota (Dekot) Ternate Dapil Ternate Selatan-Moti Yamin Rusly menjelaskan pengadaan speedbiat yang karam ini dilakukan mengingat speedboat yang sebelumnya kondisinya sudah tidak layak pakai.

“Ada tuntutan warga untuk dilakukan pengadaan speed ang nantinya berfungsi sebagai transportasi untuk pasien yang di rujuk ke Ternate,” katanya Minggu (20/9)

Atas tuntutan warga itu, Dewan pun kata dia lantas mendesak dilakukan pengadaan speedboat baru pada 2016. Sayangnya, sejak didatangkan, asset tersebut tidak bisa dipakai.

Yamin menduga, SB bukan speed baru. Desainnya juga ada tidak sesuai yang peruntukan bagi pasien rujukan. “Masyarakat juga keberatan menggunakan speed itu, karena biasanya jarak tempuh itu hanya 1 jam, kalau gunakan speed itu bisa sampai 2 jam lebih,” katanya

Dia menyebut tidak adanya anggaran operasional mengakibatkan SB itu tidak pernah dipakai.  “Makanya ke depan itu Dinas Kesehatan harus menganggarkan operasional untuk pasien rujukan, sehingga tidak lagi dibebankan BBM ke masyarakat karena berat. Selama ini anggaran operasionalmnya dibebankan ke pasien, sehingga warga jarang gunakan mereka lebih memilih gunakan pajeko,” jelasnya.

Bukan hanya anggaran operasional, Dinkes juga mestinya mengalokasikan anggaran perawatan SB sehingga kondisinya tidak memperhatikan seperti saat ini. “Kan harus ada pemeliharaan jangan di biarkan begitu saja, kan itu asset yang harus di rawat,” ucapnya

Yamin mengaku saat turun reses beberapa waktu lalu, hal ini juga dikeluhkan Pihak Puskesmas Moti. Olehnya Dia meminta Dinkes untuk segera melakukan penertiban terhadap asset daerah itu jangan dibiarkan begitu saja tanpa ada pemeliharaan. “Kita sudah susah payah mengakomodir untuk transportasi pasien rujukan tapi tidak pernah di perhatikan dan dipelihara secara baik. Kalau speed ini sudah tenggelam ke depan ada pasien yang mau di rujuk ke Ternate sudah tidak ada lagi speed rujukan, ini kan kasiahn, jadi kami minta serus lah,” tegasnya.(tr3/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *